Eko Faizin
Minggu, 13 Juli 2025 | 10:41 WIB
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mendapat Penganugerahan Adat di Riau. [Ist]

SuaraRiau.id - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mendapat Anugerah Adat Ingatan Budi dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau di Gedung LAM Riau, Pekanbaru pada Sabtu (12/7/2025).

Ketua DPH LAM Riau Bengkalis, Datuk Seri Syaukani Al-Karim menyatakan pemberian Anugerah Ingatan Budi ini dilandasi oleh sejumlah kebijakan dan tindakan Kapolri yang dinilai sebagai bentuk nyata 'bertanam budi' di tengah masyarakat, khususnya di Tanah Melayu Riau.

Seniman dan budayawaan Riau menjelaskan ada lima alasan utama pemberian anugerah yang dilakukan LAM Riau terhadap Kapolri tersebut

"Pertama, bahwa selama menjadi Kapolri, Tuan Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo, tidak hanya berhasil menjadikan institusi Polri, sebagai institusi yang inklusif dan egaliter, tapi juga secara maksimal berupaya menyelaraskan tindakan dan perbuatan polisi agar dapat Presisi sejajar dan selari dengan kepentingan rakyat," kata Syaukani dalam pidatonya.

Pengayoman terhadap masyarakat dilakukan dengan cara yang humanis, dengan tegur dan sapa yang santun, dengan reaksi dan tanggapan yang cepat dan patut.

Sehingga, kata dia, pada hari ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya, masyarakat benar-benar dapat merasakan bahwa polisi merupakan satu kesatuan dalam menciptakan keamanan dan kebaikan Bersama.

Kemudian yang kedua ialah pada kepemimpinan Listyo, Kapolri melakukan penegakan hukum secara lebih tegas tidak hanya dilakukan kepada pihak lain yang melanggar hukum, tapi juga kepada kalangan internal kepolisian.

"Pisau hukum polisi tidak hanya tajam keluar, tapi juga menghunjam ke dalam, dan sikap itu diambil sebagai tindakan memberikan rasa keadilan bagi semua pihak," sebut Syaukani.

Ketiga, pada masa kepemimpinan Kapolri Listyo sangat peduli pada penanganan bencana, khususnya terhadapan penanganan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau.

Baca Juga: Dua Petinggi LAM Pekanbaru Ditetapkan Sebagai Tersangka

Pada masa kepemimpinannya, yang ditindaklanjuti secara baik oleh Kapolda Riau, maupun Kapolres se-Riau, kebakaran hutan dan lahan di Riau, telah teratasi dengan baik.

Yang keempat Kapolri melakukan dengan pendekatan humanisme yang menjadi pondasi kebijakannya, telah berhasil membawa 8.315 narapidana teroris (Napiter) kembali kepangkuan NKRI, yang beberapa di antaranya dipercayai berasal dari Riau.

"Tuan Jendral Listyo Sigit Prabowo, mengajak mereka semua, untuk menatap masa depan bersama Indonesia, dengan semangat dan  kesadaran baru. Mengajak mereka berjuang bersama sebagai anak bangsa, di bawah panji-panji UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI," tuturnya.

Dan yang terakhir pada masa kepemimpinannya, dan sesuai dengan arahannya, khususnya di Riau, polda Riau dan Polres se-Riau, selalu menjadikan Lembaga Adat dan komunitas adat sebagai mitra berpikir, sebagai sahabat bersanding pendapat, khususnya dalam menyelesaikan perseoalan di tengah masyarakat.

"Tiga fase kepemimpinan Kepolisian Daerah Riau, baik pada masa kepemimpinan Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, masa kepemimpinan Datuk Seri Jaya Perkasa Setia Negeri, Irjen Pol Muhammad Iqbal, maupun pada masa Kapolda sekarang, Tuan Irjen Pol Herry Heryawan," ulas Syaukani.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih yang mendalam atas penghargaan adat yang diterimanya.

"Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh keluarga besar Lembaga Adat Melayu Riau, para alim ulama, panitia, serta seluruh masyarakat Riau, atas anugerah adat yang telah disematkan kepada saya," ujarnya.

Listyo Sigit menyebut penghargaan ini bukan sekadar simbol, tetapi juga menjadi pengingat dan tanggung jawab moral bagi dirinya serta seluruh jajaran Polri.

Dijelaskannya, anugerah adat ini memiliki makna yang mendalam sebagai bentuk harapan dan amanah untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Menurut Jenderal Listyo, penganugerahan tersebut juga menjadi energi positif bagi Polri untuk terus berbenah dan meningkatkan kinerja.

"Ya, bagi saya anugerah adat ini mengandung makna mendalam sebagai harapan, tanggung jawab moral dan amanah yang semakin menumbuhkan semangat Polri untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," jelasnya.

Load More