SuaraRiau.id - Sejumlah warga Pekanbaru berbondong-bondong membeli emas batangan seiring harga logam mulia tersebut yang terus meroket.
Antusias masyarakat membeli emas tetap tinggi meski harganya menyentuh angka Rp1.896.000 per gram dan nampaknya terus naik.
Harga emas yang kian meroket tak menyurutkan minat masyarakat untuk membeli emas batangan sebagai bentuk investasi.
Sejumlah warga terlihat memadati Galeri24 milik Pegadaian di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pekanbaru, Jumat (11/4/2025).
Satu di antara pembeli, Koko mengaku, membeli 10 item emas batangan dengan total berat 5 gram.
Namun, ia hanya mendapatkan emas dengan berat 0,5 gram per item, lantaran stok emas dengan berat 5 gram lebih sudah habis.
"Saya niat beli yang lima gram, tapi habis. Jadi ambil yang 0,5 gram saja untuk investasi," ujar Koko dikutip dari Riauonline.co.id--jaringan Suara.com.
Sementara itu dikatakan karyawan Galeri 24, Muhammad Iqbal, sejak Selasa (8/4/2025), terjadi lonjakan pembeli emas batangan hingga 300 persen.
Emas batangan kini lebih diminati dibanding emas perhiasan karena dinilai lebih menguntungkan untuk investasi jangka panjang.
Baca Juga: Lurah di Pekanbaru Dibebastugaskan usai Terjerat Kasus Minta THR ke Pedagang
"Lonjakan pembeli sangat terasa. Stok emas yang paling dicari, seperti lima gram ke atas, sudah habis. Saat ini hanya tersedia emas batangan ukuran 0,5 dan 1 gram," jelas Iqbal.
Kenaikan harga emas ini diduga dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global dan tingginya permintaan di pasar, sehingga mendorong masyarakat berbondong-bondong mengamankan aset dalam bentuk logam mulia.
Beli emas cuan lebih besar
Sementara itu, sejumlah masyarakat yang ditemui di Butik Emas Logam Mulia Antam, TB Simatupang, Jakarta Selatan menyatakan memilih membeli emas karena keuntungan nilai investasi yang dihasilkan lebih besar.
Pembeli bernama Oki yang menyatakan, saat ini lebih memilih untuk menambah portofolio aset berupa emas batangan, mengingat harga emas terus mengalami lonjakan.
"Imbal baliknya lebih besar, kalau di bank konvensional bunganya kecil," katanya dikutip dari Antara, Jumat (11/4/2025).
Pembeli emas lain, Bambang yang menilai kondisi ekonomi saat ini tidak stabil, dan untuk pilihan aset, dirinya menyatakan bahwa emas batangan merupakan produk investasi yang mempunyai stabilitas harga jual.
Dirinya pun mengakui belum memikirkan untuk menambah portofolio aset lain selain emas batangan.
"Lihat kondisi pasar juga perkembangannya saat ini gak stabil, dan paling stabil ini emas. Makannya saya investasi di emas," ujarnya.
Sementara itu, Rina menyatakan dirinya membeli emas karena mengikuti perkembangan kondisi harga jual emas di berita. Menurut dia, saat ini investasi dengan menggunakan emas batangan dinilai tepat.
"Saya lihat lagi viral banget orang beli emas, karena biasanya saya beli perhiasan. Terus pas saya lihat berita kok menarik ya, makanya coba untuk beli emas," terang dia.
Harga emas terus meningkat
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra memproyeksikan bahwa harga emas ke depan bisa terus meningkat, namun tingkat laju kenaikan ini bergantung dari sentimen negatif yang berkembang di pasar keuangan.
"Seperti sekarang ini, perang tarif memberikan sentimen negatif ke pasar keuangan membuat laju kenaikan emas makin cepat," kata pengamat pasar uang tersebut kepada Antara, Kamis (10/4/2025).
Diketahui, sentimen perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) menarik-ulur kebijakan tarif impor di bawah Pemerintahan Donald Trump telah berlangsung selama beberapa waktu belakangan.
Pada 2 April 2025 lalu, Trump mengumumkan kenaikan tarif ke banyak negara. Indonesia berada di urutan kedelapan di daftar negara-negara yang terkena kenaikan tarif AS, dengan besaran 32 persen.
Terbaru pada Rabu (9/4/2025) waktu setempat, Trump mengumumkan penundaan kebijakan tarif impor hingga 90 hari ke berbagai mitra dagang, kecuali untuk China dengan tarif impor yang tetap meningkat menjadi 125 persen.
Dengan penundaan ini, maka beberapa negara termasuk Indonesia sementara hanya akan dikenakan tarif dasar 10 persen.
Ke depan, menurut perkiraan Ariston, masih banyak kejutan di dunia yang menciptakan sentimen negatif seperti konflik perang antarnegara, pelambatan ekonomi, dan sebagainya yang mendorong pelaku pasar mengalihkan aset ke emas, sehingga harga emas meninggi.
Ketika harga emas terkoreksi, Ariston mengatakan bahwa itu saat yang tepat untuk membeli emas dan menyimpannya dalam jangka waktu yang lebih lama.
"Ekspektasi saya beberapa tahun ke depan, harga emas bisa lebih tinggi dari harga tertinggi saat ini," terangnya.
Berita Terkait
-
Emas Antam Makin Terperosok, Harganya Kini Rp 1,8 Juta per Gram
-
Kesempatan dari Australia Buat Upgrade Skill, Biar Siap Jadi Generasi Emas Indonesia 2045
-
Rayakan HUT RI ke-80, Telkomsel Ajak Masyarakat Nyalakan Semangat Indonesia
-
Jelang Pidato Prabowo, Harga Emas Antam Merosot Jadi Rp 1.909.000 per Gram
-
Analisa Harga Emas 14 Agustus 2025: Naik Tajam, Saatnya Beli atau Jual?
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
Danantara Tunjuk Bupati Gagal jadi Komisaris Utama Perusahaan BUMN
-
Emas Antam Naik Tipis, Hari Ini Dibanderol Rp 1.897.000 per Gram
-
Viral! Ekspresi Patrick Kluivert Saat Kibarkan Bendera Merah Putih di HUT RI-80, STY Bisa Kaya Gitu?
-
Tampak Dicampakkan Prabowo! "IKN Lanjut Apa Engga?" Tanya Basuki Hadimuljono
-
Tahun Depan Prabowo Mesti Bayar Bunga Utang Jatuh Tempo Rp600 Triliun
Terkini
-
Dihadiri Wapres Gibran, Gubri Wahid Perintahkan SF Hariyanto Buka Festival Pacu Jalur
-
Lama Sekali, Mengapa Tersangka Korupsi SPPD Fiktif DPRD Riau Belum Diungkap?
-
PNM-BAZNAS Kolaborasi Layani Negeri, Salurkan 6 Ambulans Gratis untuk Masyarakat
-
Makna di Balik Tanjak Melayu Riau yang Dikenakan Presiden Prabowo
-
BRI Taipei Branch, Solusi Finansial Terintegrasi untuk Diaspora Indonesia di Asia Timur