Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 01 Juli 2024 | 08:44 WIB
Ilustrasi lahan perkebunan sawit. [Ist]

SuaraRiau.id - Pengembangan perkebunan sawit menarik perhatian sejumlah orang luar negeri untuk belajar ke Riau. Sebanyak 17 peserta asing mempelajari perkebunan sawit di Riau dalam sebuah pelatihan.

Mereka terdiri dari peseta dari Argentina, Bolivia, Brasil, Ekuador, Ghana, Republik Dominika, Guatemala, Kolombia, Malaysia, Meksiko, Nigeria, Pantai Gading, Papua Nugini, Paraguay, Peru, Saint Lucia, dan Thailand.

"Sebanyak 17 peserta berasal dari negara sehaluan itu mengikuti pelatihan komoditas berkelanjutan, diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI), Kementerian Keuangan," kata Asisten III Setdaprov Riau Elly Wardhani, Sabtu (29/6/2024).

Elly menyatakan salah satu agenda pelatihan yang juga disaksikan Staf Ahli Bidang Polhukam Kemlu Adam Mulawarman Tugio tersebut adalah kunjungan ke perkebunan kelapa sawit di Siak pada 29 Juni 2024.

Baca Juga: SF Hariyanto Disebut Maju Pilgub Riau, Pengamat Ungkap Sosok yang Harus Dihadapi

Ia menjelaskan kunjungan tersebut diharapkan dapat menjadi rujukan dan membuka kerja sama yang lebih luas dalam mengembangkan pertanian berkelanjutan di negara masing-masing.

"Kami bangga dan tersanjung serta memberikan apresiasi besar, karena Provinsi Riau menjadi tempat kunjungan perwakilan dari 17 negara sehaluan," ungkap Elly.

Apalagi Riau dan 17 negara peserta itu memiliki komoditas kelapa sawit dan perkebunan yang sama, seperti kayu, karet, kopi, dan kakao yang akhir-akhir ini semakin mendapat tantangan untuk memasarkan produk komoditas non migas itu di pasar global.

"Selamat menikmati kuliner dan atraksi budaya Melayu semoga hari ini mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran di perusahaan perkebunan besar dan perkebunan rakyat di Kabupaten Siak serta sehat selamat dalam perjalanan," katanya.

Dia berharap semoga negara-negara sehaluan bisa saling mendukung praktik-praktik perkebunan yang berkelanjutan berbasis pada kerakyatan, untuk meningkatkan citra positif sawit di pasar internasional, juga komoditas perkebunan lain, serta dapat menjalin kerja sama yang lebih luas lagi. (Antara)

Baca Juga: PDIP Masih 'Rahasiakan' Sosok Calon Gubernur Riau yang Diusung, Siapa?

Load More