Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 11 Desember 2023 | 09:47 WIB
Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023). [ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra].

SuaraRiau.id - Muhammad Ridho, pendaki Gunung Marapi asal Riau yang selamat dari erupsi pada 3 Desember 2023 lalu membagikan kisahnya.

Ridho bersama rekan-rekannya menghadapi erupsi Gunung Marapi. Ia menuturkan, erupsi terjadi tanpa adanya gempa atau tanda-tanda lainnya saat dirinya bersama rekan-rekannya hendak turun dari puncak.

Pengalaman ini diunggah oleh akun @bukittinggipressclub dalam sebuah reels Instagram berdurasi 5 menit 8 detik pada Jumat (8/12/2023).

Saat erupsi, yang pertama terjadi adalah letusan yang dilanjutkan dengan hujan batu.

Ridho dan rekannya lalu berusaha berlari sembari berlindung dari batu-batu yang dimuntahkan Marapi saat itu.

Meski demikian, dirinya sempat tertimpa batu-batu yang berjatuhan. Salah satunya mengenai kepala dan kaki yang mengakibatkan dirinya terluka.

Hujan batu ini disusul oleh awan panas yang berbau belerang. Ridho mengaku berkubang dalam awan panas tersebut selama sekitar tiga menit sebelum akhirnya awan panas menghilang.

Setelah awan panas menghilang, Ridho menyaksikan rekannya yang juga menjadi korban. Salah satunya mengalami patah kaki akibat hujan batu.

Ridho dan sejumlah pendaki lainnya lalu berusaha turun untuk menyelamatkan diri, usai peristiwa tersebut. Dirinya juga tidak dapat menghubungi pihak keluarga lantaran ponselnya yang rusak akibat terkena bebatuan.

Saat dirinya sampai di kawah Marapi, sebelum erupsi terjadi, Ridho sempat mendengar bunyi desisan dari dalam kawah, disertai dengan asap tebal.

Namun, salah seorang rekannya yang terbiasa mendaki mengatakan bahwa hal ini sudah biasa terjadi. Sehingga dirinya tidak menduga akan terjadi erupsi dan melanjutkan pendakian hingga ke puncak.

Bagi Ridho dan enam orang rekannya, ke Marapi kali ini adalah pendakian perdananya yang disertai dengan seorang rekan lainnya yang sudah berpengalaman.

Akibat terkena awan panas dan hujan batu, ditambah dengan kondisi tubuhnya yang lelah, Ridho harus melanjutkan perjalanan dengan merangkak untuk menuruni gunung itu. Dirinya juga berusaha mengatasi rasa panas akibat terkena awan dengan berguling di lumut-lumut dan belukar.

Dirinya juga meminta salah seorang temannya yang masih mampu berjalan untuk melanjutkan perjalanan untuk segera melaporkan kondisinya ke posko.

Saat perjalanan turunnya, Ridho menemukan pondok di salah satu pos pendakian. Dirinya berusaha berlindung ke pondok itu. Dia juga bertemu dengan salah seorang pendaki yang selamat yang langsung melaporkan kondisi Ridho kepada pihak BKSDA dengan mengirimkan fotonya dan meminta pertolongan.

Pendaki itu lalu segera turun dan meninggalkan dua buah sleeping bag bagi Ridho dan rekannya yang juga terluka untuk segera meminta bantuan evakuasi. Hingga tengah malam, bantuan sampai dan berhasil mengevakuasi Ridho dan rekannya.

Unggahan ini lantas mendapat berbagai ungkapan simpati dari warganet.

"Lekas pulih bang," tulis netizen di kolom komentar.

"Smg segera diberikan kesembuhan fisik & psikis.. petik hikmah dari setiap perjalanan,smg jadi pembelajaran hidup.. ttp semangat yaa & byk bersyukur," ujar warganet.

"Semoga cepat sembuh dan dilindungi dimana berada aamin," sahut yang lainnya.

Kontributor : Anggun Alifah

Load More