SuaraRiau.id - Kabar dugaan adanya bullying atau perundungan di sekolah menerpa sebuah SD Negeri di wilayah Kecamatan Sail Pekanbaru.
Seorang siswa sekolah tersebut diduga menjadi korban bullying dari gurunya yang berinisial DM. Akibatnya, sang murid menolak untuk masuk sekolah lagi.
Amoy, orangtua korban menyebut jika guru sekolah itu merundung dengan membawa konflik Israel dan Palestina, kemudian diceritakan kepada anak-anak lainnya.
"Awalnya anak saya ini kan bertengkar dengan temannya di sekolah. Akibat pertengkaran itu anak saya diskor tidak boleh masuk sekolah selama satu Minggu," ujarnya dikutip dari Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Rabu (1/11/2023).
Amoy mengungkapkan jika korban juga di-bully teman-teman sekelasnya setelah mendapat cerita dari sang guru. Setelah anak berkelahi, sang guru ini bercerita di kelas dan diceritakan kepada anak-anak lain.
"Sampai-sampai mengaitkan konflik Israel-Palestina," jelas dia.
Korban lantas menjadi bahan tertawa murid lainnya di sekolah tersebut. Alhasil anaknya menolak untuk masuk sekolah dalam beberapa hari terakhir.
"Anak saya mentalnya down, tidak mau masuk sekolah. Kenapa guru tersebut menertawakan anak saya dihadapkan anak-anak lainnya. Kan mentalnya jadi terganggu dan down," cerita Amoy.
Imbasnya, saat ini ia mengaku sedang mengurus surat pindah karena sang anak tidak mau sekolah di sini lagi. Namun hal itu selalu ditahan oleh wakil kepala sekolah.
Amoy pun menjelaskan dirinya sudah meminta tanggapan pihak Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru. Disdik Kota Pekanbaru akan menyelidiki kasus ini ke sekolah tersebut.
Kepala SD akan panggil guru bersangkutan
Sementara itu, Kepala SDN 82 Pekanbaru, Anismar berjanji akan memanggil guru berinisial DM yang memprovokasi murid-murid melakukan perundungan terhadap siswa lain.
"Kita akan panggil guru yang bersangkutan untuk meminta keterangannya," ujarnya, Rabu (1/11/2023).
Sebelumnya, korban D bertengkar dengan teman sekelas inisial R. Keduanya kemudian diskor tidak boleh masuk sekolah selama satu pekan.
Namun aturan tersebut dibantah Anismar dan skor tersebut sudah dicabut.
"Skorsing satu pekan dicabut, kedua anak-anak yang berkelahi sudah diperbolehkan masuk sekolah kembali," jelasnya.
Berita Terkait
-
Viral Kasus Pembunuhan Bocah Kelas 2 SD di Sulteng, Pelaku Diduga Anak Pensiunan Polisi Pangkat AKBP
-
Protes Jalan Rusak Dekat Kampus, Mahasiswa Unri Bikin Konser Jalanan
-
Kasus Fatir di Tambun, Sekolah Tak Lagi Jadi Tempat Aman: Bullying dan Perundungan Diwajarkan
-
Pakaian Seken di Pekanbaru Makin Diminati: Karena Gak Pasaran
-
Bolos Sekolah ke Sungai Kali Kemuning, Siswa SMP di Sampang Tenggelam
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
5 Mobil Bekas 70 Jutaan, City Car hingga Pickup untuk Aktivitas Keluarga
-
5 Mobil Bekas yang Nyaman buat Keluarga 2025, Harga Ramah di Kantong
-
5 Mobil Bekas Nyaman untuk Penumpang Anak, Fitur Keamanan Lengkap
-
4 Mobil Suzuki Bekas 50 Jutaan untuk Harian Keluarga: Anti Rewel, Serba Hemat!
-
PSPS Pekanbaru Datangkan 3 Pemain Asing Baru, Ini Sepak Terjangnya