SuaraRiau.id - Pemprov Riau terus berupaya mencegah stunting dengan sejumlah program, termasuk kampanye CukupDuaTelur.
Mengutip laman Kemenkes, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis serta infeksi berulang.
Gubernur Riau Syamsuar mengatakan bahwa program tersebut yang dikampanyekan sangat bermanfaat untuk menyembuhkan stunting.
Gubernur Syamsuar menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Seremonial Social Movement Semesta Mencegah Stunting yang ditaja Tribun Network di Gedung Daerah Balai Serindit Pekanbaru, Rabu (31/5/2023).
"Atas nama Pemerintah Provinsi Riau, kami berterima kasih karena program CukupDuaTelur sangat bermakna dan manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat," ungkap Syamsuar.
Program CukupDuaTelur nantinya akan diberikan selama 3 bulan untuk masyarakat Pekanbaru, dengan tujuan semakin banyak anak stunting bisa tertolong. Apalagi angka stunting di Kota Madani mengalami kenaikan sebanyak 5,4 persen (11,4 persen dan 16,8 persen 2022).
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Provinsi Riau adalah 17 persen, lebih baik dibanding tahun 2021 sebesar 22,3 persen.
"Semoga dengan adanya ikhtiar ini dapat menurunkan angka stunting baik yang ada di Kota Pekanbaru maupun daerah yang ada di Riau. Optimis kita (angka stunting Riau turun jadi 14 persen 2024)," tutur Gubernur.
Lebih lanjut, Syamsuar berharap masyarakat yang terindikasi stunting dapat memanfaatkan program tersebut sehingga anak yang mengalami stunting bisa sembuh dan semakin banyak anak Riau yang tumbuh dengan sehat.
Diketahui, stunting atau anak kerdil diakibatkan oleh banyak faktor, seperti ekonomi keluarga, penyakit, hingga infeksi yang berkali-kali. Oleh karena itu penurunan stunting terus digencarkan oleh pemerintah baik dari pusat hingga daerah.
Sejak ditetapkanya Perpres Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting, persoalan stunting menjadi tanggungjawab bersama, peranan percepatan penurunan stunting tidak sekedar pada ranah urusan pemerintah pusat maupun daerah saja namun bisa melibatkan banyak pihak. (ADV)
Berita Terkait
-
Cegah Stunting Lewat Investasi Jangka Panjang
-
Telkom Kenalkan Aplikasi Stunting Hub untuk Pantau Kesehatan Gizi Anak Indonesia
-
Tekan Angka Stunting, KBF Indonesia Mulai Jalankan Makan Bergizi Gratis di Papua
-
Serius Atasi Stunting, Dinsos P3AP2KB Kabupaten Kudus Andalkan DMS Cazbox by Metranet
-
27 Persen Anak-anak di Marunda Darurat Stunting, BRI Life Gandeng Rumah Zakat Salurkan PMT
Tag
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- 7 Rekomendasi Sabun Pemutih Wajah, Harga Terjangkau Kulit Berkilau
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Jalan Tol Padang-Pekanbaru Ruas Padang-Sicincin Segera Beroperasi Penuh
-
Selamat! Saldo DANA Kaget Gratis Untukmu, Tinggal Klik Sambil Rebahan
-
Sempat Terhenti, Makan Bergizi Gratis di Dumai dan Pekanbaru Dilanjutkan Kembali
-
Mengenal Kenaf, Tanaman Dikira Ganja Sempat Gegerkan Warga Pekanbaru
-
Empat Tahanan Dugem di Rutan Pekanbaru Dipindah ke Nusakambangan