SuaraRiau.id - Perusahaan perkebunan kelapa sawit di Riau disebut masih banyak yang membayar pajak ke pemerintah pusat.
Menurut Ketua Komisi III DPRD Riau, Markarius Anwar, banyak perusahaan besar yang beroperasi di Bumi Lancang Kuning hanya miliki kantor cabang saja.
"Sementara kantor pusat mereka di Jakarta. Itu pajaknya dibayar di mana? Tentu di pusat. Tentu harus ada kebijakan agar bagaimana pajak ini dialihkan ke bawah, termasuk mobil operasional pengangkut CPO (Crude Palm Oil) yang mereka gunakan itu plat nomornya saja masih non BM, harusnya dibaliknamakan lah," kata Markarius dikutip dari Antara, Senin (13/3/2023).
Politisi PKS Riau itu mengungkapkan bahwa perusahaan harusnya mengupayakan agar keberadaannya di daerah memberikan kontribusi yang besar di tempat usaha mereka.
"Kalau bisa dipindahkan saja kantor pusatnya ke Pekanbaru sehingga pajaknya akan masuk ke kas daerah. Jangan kita cuma dapat bagian jalan rusak akibat truk pengangkut CPO ini," jelas Markarius.
Lebih lanjut, ia juga meminta Pemprov Riau menjemput bola agar penerimaan pajak maksimal untuk daerah.
Sementara itu, anggota DPRD Riau Husaimi Hamidi mempertanyakan kelanjutan perjuangan dana bagi hasil (DBH) CPO yang sudah diinisiasi sejumlah provinsi penghasil sawit termasuk Riau.
"Ini endingnya seperti apa? Sampai hari ini perjuangan kita terkait DBH tak kunjung ada kejelasan. Bagaimana bisa daerah penghasil sawit tidak mendapatkan hasil dari CPO-nya," kata Husaimi yang ikut menyuarakan DBH sawit.
Husaimi berharap pemerintah pusat bijak untuk menilai hal tersebut. Sebab, yang selama ini didapatkan Riau sebagai kawasan perkebunan sawit hanya jalan rusak akibat wara-wiri truk besar yang dioperasionalkan perusahaan sawit.
"Kalau bicara kerugian tentu yang menanggungnya ya daerah. Kita selalu anggarkan dana perbaikan dan pemeliharaan jalan. Tapi truk yang melintas menjadi penyumbang kerusakan jalan. Makanya kita tuntut DBH ini," kata dia. (Antara)
Berita Terkait
-
Pemerintah Mendorong Ketersediaan Bibit Sawit Buat Perkebunan Rakyat
-
Indonesia Diyakini Punya Kekuatan Besar untuk Atur Industri Kelapa Sawit Global
-
DPRD Riau Bentuk Pansus Sikapi Beruntunnya Kecelakaan Kerja di Blok Rokan
-
Harga Sawit Riau Periode 22-28 Februari Naik, Ini Daftar Lengkapnya
-
Polemik Sengketa Lahan Warga vs Perusahaan, Pemprov Riau Panggil Pemkab Siak
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
UMKM Jahit Rumahan Jangkau Pasar Eropa, BRI: Berkomitmen untuk terus Dampingi Pengusaha UMKM
-
5 Krim Malam yang Bagus untuk Kulit Sensitif, Menjaga Kelembapan
-
Kemendagri Bakal Sanksi Wali Kota Prabumulih usai Viral Pencopotan Kepsek
-
5 HP 1 Jutaan Paling Cocok buat Emak-emak Modern, Baterai Awet Seharian
-
PNM Dorong Produk Nasabah PNM Mekaar ke Panggung Halal Dunia