Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 26 Oktober 2022 | 07:19 WIB
Ilustrasi anak dirawat usai divonis gagal ginjal akut. [ANTARA FOTO/Ampelsa/hp].

Tidak hanya dirinya, ibu yang lain juga mengalami nasib serupa. Ia bercerita dengan sangat hati-hati, karena kebanyakan yang bertanya terkait kondisi anaknya selalu mengambil video maupun foto.

Sebut saja Ibu M, yang juga ditemani suaminya mulai bercerita, raut wajahnya tak kuasa menahan tangis, matanya sayu.

Kata M, putrinya merupakan anak perempuan pertama dan satu-satunya yang dinyatakan gagal ginjal akut.

"Sebelum sampai di RSUP M. Djamil Padang, anak pernah dirawat di rumah sakit daerah selama 2 minggu, dan akhirnya di rujuk ke sini.

"Sudah 18 hari kami di sini. Sekarang anak tidak sadarkan diri, ia berusia 10 tahun," ujarnya.

"Saya sebagai Ibu tidak sanggup melihat anak saya dipasang selang di mana-mana, selangnya banyak. Kalian yang melihat saja saya rasa tidak sanggup. Tapi kami yakin itu untuk kesembuhan anak, kami harus kuat," tuturnya.

M bercerita, selama tiga bulan belakangan, sang anak memang sudah sakit tetapi belum didiagnosa gagal ginjal.

"Tiga bulan belakangan dia sudah sakit-sakit, muntah, pusing, demam, dibawa ke rumah sakit daerah dan dikasih obat," katanya

"Waktu di rumah sakit daerah, dia belum gagal ginjal. Setelah dirujuk ke sini, lalu (dinyatakan) gagal ginjal," ujarnya sembari memperlihat foto sang anak ketika belum dinyatakan menderita gagal ginjal.

Dia pun mengaku telah 18 Hari tidur di area rumah sakit. Hal itu dilakukan agar dapat terus mengawasi perkembangan kesehatan anaknya.

"Selama 18 hari kami tidur di sekitar area rumah sakit saja, di mana yang memungkin saja. Anak kami kritis, takut kami kenapa-napa, makanya tidak mencari kontrakan. Kami memilih tidur di sekitar area rumah sakit yang dekat dengan ruangan anak kami," sebutnya.

Dia menyebutkan, untuk biaya pengobatan anaknya, menggunakan BPJS Kesehatan.

"Untuk biaya pengobatan kami memakai BPJS. Di sini sudah 18 hari," tegas dia.

Load More