Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 26 Oktober 2022 | 07:19 WIB
Ilustrasi anak dirawat usai divonis gagal ginjal akut. [ANTARA FOTO/Ampelsa/hp].

SuaraRiau.id - Kasus gagal ginjal akut di Sumatera Barat (Sumbar) kian mengkhawatirkan. Terbaru, seorang anak meninggal usai didagnosa mengalami gangguan ginjal akut.

Total anak meninggal akibat gagal ginjal akut menjadi 14 orang usai bertambah 1 lagi hingga Selasa (25/10/2022).

Seorang ibu di Sumbar menceritakan bagaimana putri semata wayangnya divonis gagal ginjal akut. Menurut ibunda, anaknya awalnya mengalami demam dan muntah.

Hingga saat ini sang anak tidak bisa buang air kecil alias kencing.

Ditemui pada Senin, (24/10/2022) di RSUP M Djamil Padang dengan raut wajah lesu dan lelah, Ibu S tidak pernah menggira anaknya diagnosa gagal ginjal akut, karena sebelumnya sang anak baik-baik saja hanya demam, muntah-muntah biasa.

Si anak lalu dibawa ke puskesmas terdekat tempat tinggalnya dan diberi obat demam.

"Saya tidak pernah beli obat bebas, ketika anak saya demam dibawa ke puskesmas terdekat saja. Dikasih obat demam," tuturnya dikutip dari Covesia.com--jaringan Suara.com.

Sebelum masuk di RSUP M Djamil Padang, si anak pernah dirawat di rumah sakit daerah tempat mereka tinggal.

"Sebelum ke sini, anak dirawat di rumah sakit daerah, kami sampai di RSUP M Djamil Padang pada Sabtu (22/10/2022) pagi," katanya.

"Saat ini anak tidak bisa buang air kecil, hingga sekarang dirawat di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU)," ujarnya melanjutkan cerita yang didampingi suaminya.

Kata ibunda, anaknya merupakan putri semata wayangnya dari buah pernikahan selama 13 tahun.

"Ia satu-satunya putri kami setelah penantian 13 tahun lamanya. Usianya belum genap 10 tahun, baru 5 tahun 5 bulan," tuturnya.

Menurut ibunda, untuk biaya pengobatan anaknya tidak memakai BPJS.

"Kami tidak ada memakai BPJS, sedang diurus, semoga saja berhasil," katanya.

"Sejauh ini pihak rumah sakit belum menjumlah beberapa nominal uang yang dikeluarkan untuk biaya pengobatan. Hari ini rencananya ditanyakan," sambungnya.

Tidak hanya dirinya, ibu yang lain juga mengalami nasib serupa. Ia bercerita dengan sangat hati-hati, karena kebanyakan yang bertanya terkait kondisi anaknya selalu mengambil video maupun foto.

Sebut saja Ibu M, yang juga ditemani suaminya mulai bercerita, raut wajahnya tak kuasa menahan tangis, matanya sayu.

Kata M, putrinya merupakan anak perempuan pertama dan satu-satunya yang dinyatakan gagal ginjal akut.

"Sebelum sampai di RSUP M. Djamil Padang, anak pernah dirawat di rumah sakit daerah selama 2 minggu, dan akhirnya di rujuk ke sini.

"Sudah 18 hari kami di sini. Sekarang anak tidak sadarkan diri, ia berusia 10 tahun," ujarnya.

"Saya sebagai Ibu tidak sanggup melihat anak saya dipasang selang di mana-mana, selangnya banyak. Kalian yang melihat saja saya rasa tidak sanggup. Tapi kami yakin itu untuk kesembuhan anak, kami harus kuat," tuturnya.

M bercerita, selama tiga bulan belakangan, sang anak memang sudah sakit tetapi belum didiagnosa gagal ginjal.

"Tiga bulan belakangan dia sudah sakit-sakit, muntah, pusing, demam, dibawa ke rumah sakit daerah dan dikasih obat," katanya

"Waktu di rumah sakit daerah, dia belum gagal ginjal. Setelah dirujuk ke sini, lalu (dinyatakan) gagal ginjal," ujarnya sembari memperlihat foto sang anak ketika belum dinyatakan menderita gagal ginjal.

Dia pun mengaku telah 18 Hari tidur di area rumah sakit. Hal itu dilakukan agar dapat terus mengawasi perkembangan kesehatan anaknya.

"Selama 18 hari kami tidur di sekitar area rumah sakit saja, di mana yang memungkin saja. Anak kami kritis, takut kami kenapa-napa, makanya tidak mencari kontrakan. Kami memilih tidur di sekitar area rumah sakit yang dekat dengan ruangan anak kami," sebutnya.

Dia menyebutkan, untuk biaya pengobatan anaknya, menggunakan BPJS Kesehatan.

"Untuk biaya pengobatan kami memakai BPJS. Di sini sudah 18 hari," tegas dia.

Load More