SuaraRiau.id - Para petani kelapa sawit yang tergabung dalam Jaringan Petani Sawit Nasional (JPSN) mengajak Ombudsman Republik Indonesia untuk membahas upaya peningkatan kesejahteraan petani yang belum membaiknya harga tandan buah sawit (TBS) hingga saat ini.
"Ada lima tuntutan yang kami adukan ke Ombudsman Republik Indonesia," kata salah seorang petani asal Pasaman Barat Jasmir Sikumbang dikutip dari Antara, Selasa (13/9/2022).
Ia mengatakan kelima tuntutan itu adalah permintaan untuk menurunkan besaran pungutan ekspor CPO dan hanya dilakukan satu pintu, pembubaran Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), tindak tegas Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang membeli TBS petani di bawah harga Dinas Perkebunan, penurunan harga pupuk dan pembebasan atau pelepasan kawasan status kawasan hutan pada lahan petani sawit.
"Tuntutan itu langsung kami sampaikan ke kantor Ombudsman Republik Indonesia di Jakarta bersama perwakilan dari petani Kalimantan Timur dan petani Kalimantan Tengah," katanya.
Menurutnya semenjak pelarangan ekspor CPO oleh pemerintah yang berakibat anjloknya harga TBS membuat petani sawit menderita.
"Jangankan sekolahkan anak biaya makan saja mereka susah," katanya.
Ia menyebutkan berbagai cara telah dilakukan baik disampaikan ke Menteri Koordinator Bidang Perekonomian maupun pemerintah daerah namun tidak juga memberikan hasil.
Untuk itu, ujar dia, petani sawit mengadukan nasibnya ke Ombudsman Republik Indonesia di Jakarta.
Ia menjelaskan di samping berbicara tentang harga TBS dan pupuk, pihaknya juga meminta ombudsman RI untuk merekomendasikan amandemen Undang-Undang Perkebunan Nomor 39 tahun 2014 yang membolehkan HGU diperpanjang di depan 90 tahun.
Ia meminta agar HGU itu hanya 25 tahun dan setelah masanya habis dikembalikan kepada negara digunakan untuk menyejahterakan rakyatnya sebagaimana amanah UUD 1945 Pasal 33.
"Bumi air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyatnya," katanya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Petani Sawit Sumsel Diminta Beli Benih Unggul Tersertifikasi, Ini Alasannya
-
Harga Sawit Riau Turun Sepekan ke Depan, Ini Daftar Lengkapnya
-
Ombudsman Jabar Curhat ke Pemkot Bandung Kantornya yang Masih Sewa
-
Terus Meningkat, Luas Tanam Kebun Sawit Swadaya di Kalbar Capai 534.767 Hektare
-
China Lockdown, Harga CPO dan Sawit Riau Kompak Turun
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
Terkini
-
7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
-
6 Mobil Bekas di Bawah 70 Juta untuk Keluarga, Efisien Dipakai Harian
-
Event USS 2025 JICC Didukung BRI dan BRImo: Nikmati Gaya Hidup, Seni, dan Sneakers
-
5 Mobil Legendaris Dikenal Bandel di Bawah 50 Juta, Bekasnya Masih Jadi Incaran
-
Gegara Hotspot Wifi, Pria Habisi Rekan lalu Mayat Dikubur Ditutup Terpal di Siak