Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Jum'at, 05 Agustus 2022 | 18:27 WIB
Terminal Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru, Riau, Minggu (27/11/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]

SuaraRiau.id - Seorang penumpang Bandara Sultan Syarif Kasim II Kota Pekanbaru mengaku mendapat pemerasan dari oknum sopir taksi bandara itu.

Video pengakuan penumpang Bandara Pekanbaru tersebut pun viral di media sosial baru-baru ini.

Menanggapi kasus tersebut, Executive General Manager Bandara SSK II Pekanbaru, Mohamad Hendra Irawan akhirnya angkat bicara.

Tangkapan layar video oknum sopir taksi diduga peras penumpang Bandara Pekanbaru. [Instagram]

Ia membantah adanya pemerasan dari oknum supir taksi konvensional kepada pengemudi kendaraan rental.

Irawan menyampaikan, pihaknya telah melakukan pendalaman perihal beredarnya video mengenai operasional transportasi darat di kawasan bandara pada 4 Agustus 2020.

‘’Tidak benar terjadi pemerasan dari personil taksi di bandara kepada pengemudi kendaraan rental yang menjemput penumpang. Klarifikasi sudah dilakukan dengan pihak terkait,’’ ungkap Irawan, Jumat (5/8/2022).

‘’Dan sejalan dengan itu, kami juga akan meningkatkan koordinasi kepada pihak pengelola taksi resmi agar peristiwa tidak berulang kembali,” imbuhnya.

Irawan menegaskan, Bandara SSK II Pekanbaru terbuka terhadap layanan transportasi darat bagi penumpang. Baik taksi konvensional, taksi online dan kendaraan sewa atau rental sepanjang memenuhi setiap regulasi yang berlaku.

‘’Bandara Sultan Syarif Kasim II dan para stakeholder juga berkomitmen untuk selalu meningkatkan standar pelayanan bagi seluruh penumpang pesawat,’’ kata Irawan.

Pernyataan Executive GM Bandara SSK II Pekanbaru tersebut dinilai berbanding terbalik dengan unggahan penumpang bernama Bram Aditya.

Dalam video berdurasi sekitar 7 menit 16 menit yang diunggah diakun Instagram pribadi miliknya @bramadity, ia mengaku diperas.

Penjelasan video yang ditulis Bram menyampaikan, dirinya sebenarnya malas memposting kejadian yang dialaminya di media sosial. Namun, ini terpaksa dilakukan agar tidak terjadi sama orang lain. Apalagi pelancong yang mendarat di Pekanbaru.

‘’Dan saya ga kebayang kalo kejadian sama cewe atau turis mancanegara. Karena Oknum2 bandara ini tetap melakukan pemerasan kepada orang2 tiap hari dan kejadian sama saya hari ini tanggal 4 agustus 2022 jam 15.30 (WIB),’’tulisnya.

‘’Jadi saya baru mendarat Di Pekanbaru Dari Aceh untuk tujuan shooting dengan salah satu dinas di kota Pekanbaru. Seperti biasa client saga melalui travel agent di Jakarta melakukan booking mobil + driver untuk shooting 3 hari ke depan (bukan driver online ya),’’ sambung Bram.

Bram pun menceritakan kronologis yang dialaminya. Ini bermula ketika dirinya selesai memasukkan peralatan shooting di bagasi mobil. Tiba-tiba ada bapak-bapak yang ikut masuk ke dalam kendaraannya.

‘’Ada bapak2 ikut masuk, sambil ngomong bahasa Pekanbaru yg saya kira teman dari si Supir. Karena di beberapa daerah seperti Tanjung selor, kalimantan utara & Kersik tuo, Jambi saya pernah pesen mobil yg datang tandem driver + temannya,’’ masih tulisan Bram.

“Karena saya liat gelagat ketakutan dari driver saya, akhirnya saya mencoba bertanya ada apa?, ternyata mobil, driver dan saya harus di bawa ke kantor karena hanya karena mobilnya masih baru (emoticon ketawa),” sambungnya.

Bram menyangka, semula dirinya akan dibawa ke Kantor Angkasa Pura atau Kantor Keamanan AURI atau keamanan bandara. Namun, dirinya malah dibawa ke tempat perkumpulan taksi konvensional di Bandara SSK II Pekanbaru.

“Dan setiba di tempat tongkrongan taksi2 ini mereka ramai makin ramai dan makin galak nakut2in driver saya,” Bram menjelaskan.

Ulah dari oknum supir taksi konvensional itu, membuat Bram terganggu. Lantaran dirinya bersama sopirnya ditahan. Sehingga, terjadinya perdebatan panjang selama 2 jam.

Bram juga menyampaikan, bapak mengaku petugas selalu menghindar saat diminta untuk memfoto ID card yang bersangkutan. Bapak itu memakai baju biasa dan bergaya seperti preman jalanan.

‘’Dan kalian tau apa solusi dari para taxi2 / premanisme mereka? Karena saya sudah melanggar peraturan bandara. Pasti nanya donk peraturan apa yg dilanggar? mobil baru. Rental tidak punya surat sewa fisik (softcopy ga berlaku buat orang2 ini harus fisik,’’ tulis Bram kembali.

‘’Akhirnya mereka meminta sejumlah uang dan salah satu dari tim saya harus naek taksi mereka sampe luar bandara. Kemudian baru boleh pindah ke mobil sewaan lagi,’’ akhir tulisan Bram.

Kontributor : Riri Radam

Load More