Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 20 Juni 2022 | 09:31 WIB
Ustaz Adi Hidayat. [Youtube]

SuaraRiau.id - Polemik nasi padang babi beberapa saat belakangan ini menjadi sorotan, meskipun sang penjual menyatakan bahwa warungnya tersebut sudah tutup lama.

Kebetulan yang dijual salah satunya menu rendang babi. Gara-gara itu mencuat pula soal pernyataan terkait agama rendang.

Salah satunya pertanyaan yang dilayangkan Gus Miftah soal sejak kapan rendang mempunyai agama.

Gus Miftah ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta pada Selasa (7/6/2022). [Suara.com/Rena Pangesti]

Sebelum melontarkan pertanyaan itu, Gus Miftah mengucapkan terima kasih kepada penjual makanan yang telah memberikan label non halal pada makanan haram.

Ia kemudian memberikan saran kepada umat muslim untuk tidak membeli makanan haram tersebut.

"Ketika melihat makanan non halal yang kita lakukan jangan emosi cukup nggak usah dibeli," kata Gus Miftah dikutip Hops.id--jaringan Suara.com dari kanal Youtube HENDRI OFFICIAL, Senin (19/6/2022).

Setelah menyampaikan hal tersebut, pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta itu melontarkan pertanyaan dengan diiringi senyuman.

"Eeh ngomong-ngomong, sejak kapan rendang punya agama?" ujar Gus Miftah.

Menanggapi pertanyaan sejak kapan rendang punya agama tersebut, Ustadz Adi Hidayat (UAH) angkat bicara.

Menurut pendiri Quantum Akhyar Institute itu, mempertanyakan agama rendang bukanlah hal yang berfaedah. Sama halnya dengan mempertanyakan kewarganegaraan batik atau angklung yang sudah identik dengan Indonesia.

"Sejak kapan rendang itu punya agama? Sejak batik, calung, angklung punya kewarganegaraan. Kalau batik diklaim Malaysia mau tidak?... Itu pertanyaan yang tidak berfaedah karena memang itu sudah menjadi bagian yang melekat," kata UAH di kanal YouTube HENDRI OFFICIAL, Senin 20 Juni 2022.

Kemudian Ustaz Adi Hidayat menyebutkan bahwa segala sesuatu yang sudah dikenal dan melekat itu sudah menjadi hukum. Oleh karena itu, hal yang berbeda dari norma adat akan dianggap menyimpang.

Lebih lanjut, pengasuh Pondok Pesantren Alquran Alhikmah ini menyebutkan bahwa rendang merupakan produk masyarakat Minang yang mengenal falsafah adat 'bersanding syara, syara berbanding kitabullah'.

Oleh sebab itu, setiap yang keluar dari Minang melekat dengan syariat Islam termasuk makanan sekalipun.

"Jadi jangan tanyakan tentang agamanya, kalau bertanya tentang agamanya pada makanan, itu pertanyaan kurang kerjaan," kata Ustaz Adi Hidayat.

Load More