Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 14 Juni 2022 | 19:38 WIB
Ilustrasi PHK. [Shutterstock]

SuaraRiau.id - Sebanyak 17 ribu karyawan di 71 perusahaan startup di seluruh dunia dikabarkan terkena PHK pada bulan Mei lalu.

Angka itu merupakan yang tertinggi sejak terjadinya pandemi Covid-19 di bulan Mei dan peningkatan 350 persen dari bulan April.

Hal tersebut berdasarkan datanya dikompilasi oleh situs pelacak Layoffs.fyi.

Mengutip Quartz, Selasa (14/6/2022), fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) ini cukup mengejutkan lantaran pada masa pandemi, sebenarnya startup teknologi dianggap menemukan momentum.

Pandemi Covid-19 dianggap akan mengakselerasi adopsi teknologi baru.

Meskipun terjadi PHK total 50 ribu pegawai startup antara bulan April dan Mei 2020, angkanya kemudian melambat dan startup berlomba ekspansi serta merekrut pegawai baru.

Memang benar bahwa pandemi, dengan sistem WFH menjamur, membuat konsumen memakai teknologi baru.

Tapi setelah pandemi melandai, saat ini banyak warga kembali ke kebiasaan lama sehingga momentum untuk startup menurun.

Di sisi lain masa bulan madu perusahaan startup tampaknya memang sudah berakhir. Peringatan pun disampaikan oleh para investor startup.

Mengutip Batamnews.co.id--jaringan Suara.com, kondisi ekonomi dunia yang tidak baik-baik saja akan berdampak buruk dan kondisi itu bisa berlangsung lama. Startup pun berpotensi terimbas.

"Akan menjadi pemulihan yang panjang dan meski kami tidak bisa memprediksi seberapa lama, kami bisa menasehati bagaimana cara mempersiapkan diri dan melaluinya," ujar perusahaan venture Sequoia Capital, yang portofolionya termasuk Google, Apple dan WhatsApp.

Tomasz Tunguz, Managing Director di Redpoint Ventures menyebut bahwa banyak investor startup menasihati agar perusahaan startup mereka punya cukup uang tunai untuk setidaknya dua tahun dalam rangka antisipasi jika terjadi sesuatu yang buruk.

Load More