SuaraRiau.id - Pelarangan ekspor crude palm oil (CPO) oleh pemerintah pusat disebut berdampak pada turunnya harga sawit, termasuk di Riau.
Terkait hal itu, Dinas Perkebunan Riau mendorong petani sawit agar segera bermitra dengan perusahaan agar mereka tidak terdampak akibat turunnya harga sawit.
"Terkait kekhawatiran kebijakan larangan ekspor komoditas non migas itu, sejak sejak awal Riau sudah memikirkan solusinya, agar petani sawit tidak merugi," kata Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja dikutip dari Antara, Senin (25/4/2022).
Dia mengungkapkan kekhawatiran atas keluarnya kebijakan moratorium larangan ekspor CPO, diperkirakan dampaknya akan terjadi bahan baku melimpah sehingga akan berakibat pada jatuhnya harga kelapa sawit.
Defris menjelaskan, anjloknya harga tandan buah segar (TBS) sawit produksi pekebun terjadi karena tidak laku dijual ke pabrik sawit, sehingga menjadi busuk dan menimbulkan kerugian bagi petani, berpotensi terjadi pada pekebun mandiri (swadaya) yang belum mau berlembaga.
"Karenanya solusinya bisa merujuk pada Permentan 01/2018, diikuti Pergub Riau No. 77/2020 tentang Tata Niaga TBS produksi pekebun Riau, maka regulasi tersebut mengisyaratkan perlunya petani difasilitasi kemitraan antara kelembagaan tani dengan pabrik kelapa sawit, yang harus tergabung dalam kelompok tani atau mempunyai kelembagaan tani," katanya.
Artinya, katanya lagi, dengan kemitraan yang dibangun tersebut akan memberi kepastian pasar bagi petani/kelembagaan tani dalam menjual buah TBS sawit mereka.
Kemudian bagi pihak perusahaan kelapa sawit (PKS) yang akan memberikan kepastian pasokan bahan baku TBS sesuai dengan kapasitas terpasang di pabrik mereka khususnya PKS non Kebun diikat dalam sebuah perjanjian kerjasama yang difasilitasi oleh dinas yang membidangi perkebunan.
"Petani sawit di Riau agar mau segera berlembaga atau berkelompok, seperti KUD, Kelompok Tani, Gapoktan, agar bisa dilakukan kemitraan dengan PKS terdekat di areal kebunnya. Dengan demikian petani terlindungi dan mendapatkan harga jual yang berkeadilan serta tidak akan berdampak seperti yang dikhawatirkan pekebun non mitra karena kebijakan moratorium penghentian ekspor tersebut," katanya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Jokowi Setop Ekspor CPO, Rocky Gerung Singgung Asuhan Megawati dan Kudeta oleh Oligarki Kelapa Sawit
-
Berharap Harga Minyak Goreng Turun Setelah Jokowi Larang Ekspor CPO? Eits Tunggu Dulu... Begini Kata Pengamat Ekonomi
-
Jokowi Larang Ekspor CPO, Siapa Saja yang Akan Dirugikan?
-
Jokowi Larang Ekspor CPO, Harga Minyak Goreng Langsung Murah? Pengamat: Belum Tentu
-
Pro dan Kontra Kebijakan Larangan Ekspor Minyak Goreng, Respon DPR Terpecah
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
The Asian Post Beri Rating The Best SOE 2025 untuk Kinerja Pembiayaan dan Pemberdayaan PNM
-
AgenBRILink Jadi Kunci Sukses Transaksi BRI Tembus hingga Rp1.145 Triliun
-
Wujudkan Asta Cita Prabowo untuk Rakyat, BRI Salurkan Rp14,21 Triliun KPR FLPP
-
5 Link DANA Kaget Khusus Siang Ini, Dapatkan Kejutan Senilai Rp380 Ribu
-
Viral Diduga Maling di Pekanbaru Dilempar dari Atap, Polisi Ungkap Kondisinya