Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Kamis, 24 Maret 2022 | 15:55 WIB
Ilustrasi penjual gorengan. [Presisi.co]

SuaraRiau.id - Kenaikan harga minyak goreng kemasan berdampak langsung pada ekonomi warga. Banyak masyarakat kelas menengah ke bawah mengeluhkan kondisi tersebut.

Di pasaran, sejak ketentuan harga eceran tertinggi atau HET minyak goreng kemasan dicabut, harganya tembus Rp 24 ribu per kilogram.

Sementara minyak goreng curah yang kini disubsidi oleh pemerintah, stoknya mulai langka. Harganya pun turut naik.

Kondisi itu terjadi di Pasar Duri, Kabupaten Bengkalis. Banyak masyarakat yang mengeluh terhadap polemik minyak goreng yang terjadi.

"Harganya mahal, di Indomaret dan Alfamart aja bisa sampai 24 ribu per liter, apalagi di kedai dan pasar," tutur Rosna (44), warga Duri, Bengkalis.

Rosna menyebut, mahalnya harga kebutuhan pokok masyarakat ini menjadi masalah serius. Sebab, pedagang gorengan ini bingung untuk menyesuaikan harga jualannya dengan kenaikan minyak goreng saat ini.

"Saya ini jualan gorengan, kalau harga minyak goreng yang jadi kebutuhan pokok naik, terpaksa saya naikan juga (gorengan)," tuturnya.

Dijelaskan dia, gorengan seperti bakwan, tahu isi, pisang goreng dan sebagainya yang dia jual biasanya seharga seribu rupiah, kini dia merombak harga jadi Rp 5 ribu dapat 4 gorengan.

"Terpaksa banget, terpaksa saya menaikkan. Jujur, ini penjualan turun karena harga kita menaikkan," ujarnya.

Di sisi lain, Annisa, ibu rumah tangga juga mengeluhkan hal serupa. Kenaikan harga minyak goreng tersebut menjadi kendala.

Load More