Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Minggu, 20 Maret 2022 | 11:29 WIB
Seorang wanita melakukan ritual tradisional agar cuaca cerah saat sesi latihan MotoGP Mnadalika 2022 di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok Tengah, Jumat (18/3/2022). [SONNY TUMBELAKA / AFP]

SuaraRiau.id - Ajang balap dunia MotoGP 2022 telah berlangsung di Sirkuit Mandalika Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak Jumat (18/3/2022).

Selain para pembalap internasional yang meramaikan aksi balapan, sosok pawang hujan Mandalika juga salah satu yang menjadi perhatian.

Event MotoGP harus terselenggara dengan baik, jadi salah satunya panitia Mandalika Grand Prix Association (MGPA) mempekerjakan seorang pawang hujan.

Pawang hujan di kawasan Sirkuit Mandalika, Rara Isti Wulandari. [Arief Apriadi/Suara.com]

Pawang hujan di kawasan Sirkuit Mandalika itu adalah Rara Isti Wulandari.

Wanita yang kerap disapa Rara itu mengaku memang secara resmi dipekerjakan Indonesia Tourism Development Corporation selaku perusahaan BUMN pemilik Sirkuit Mandalika yang juga membawahi MGPA selaku panitia penyelenggara.

Rara mengatakan sudah dipekerjakan ITDC dan MGPA sejak hari terakhir World Superbike (WSBK). Dia mengklaim diminta langsung oleh Menteri BUMN dan Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer.

"Di WSBK itu hari terakhir dan [jadi pawang hujan] jarak jauh. Nah habis itu bulan Februari 2022 pak Erick Thohir ada acara di Jakarta. Ketemu pak Erick, pak Barry (Abdulbar) ITDC, lalu saya di bawa ke sini. Jadi dari pre-season dan acara ini. Pre-season itu 11-13 Februari sukses," ujar Rara, Sabtu (19/3/2022).

Rara menjelaskan bahwa sejauh ini sudah cukup baik menjalankan tugas. Sebelum main event MotoGP Mandalika 2022 pada 18-20 Maret, dia telah diminta untuk mengatur cuaca saat proses pengaspalan ulang lintasan pada sejak 15 Februari hingga 10 Maret.

"Pihak luar negeri [dari Dorna], mereka senang dengan pawang hujan. Aku dijuluki Mrs Pawang atau The Prayer. Saya dapat request 24 jam tidak hujan saat pengaspalan 6-8 Maret," ujar pawang hujan kelahiran Jayapura, Papua, 22 Oktober 1983 itu.

Terkait event utama MotoGP Mandalika 2022, Rara menjelaskan bahwa tanggal 18-19 Maret memang terjadi hujan di kawasan Sirkuit Mandalika. Namun, hal itu merupakan permintaan dari panitia demi menurunkan suhu untuk kenyamanan pebalap.

"Untuk balapan dari 18-19 Maret, paginya hujan dan siang grimis-grimis agar pebalap nyaman. Karena aspal suhunya tidak boleh sampai di atas 50 derajat celcius, otomatis cuaca di atas tak boleh panas, otomatis panggil hujan dan mendung, tapi tak boleh sampai banjir," beber Rara yang mengaku memeluk kepercayaan kejawen ini.

"Untuk balapan utama tanggal 20 Maret, saya cuma diminta cerah ceria, saya terjemahkan sendiri. Pokoknya cuaca enak. Tapi kalau pak Erick Thohir minta hujan ya kalian harus terima. Karena saya memohon demi kebaikan Indonesia," tambahnya.

Rara menuturkan bahwa dirinya mendapat bayaran cukup besar dari MGPA untuk mengatur cuaca di kawasan Sirkuit Mandalika. Meski tak mengatakan secara jelas, dia menyebut bayaran yang diterimanya mencapai tiga digit alias ratusan juta untuk 21 hari kerja.

"Saya dibayar MGPA dan ITDC. Bayaran saya itu tiga digit untuk 21 hari," beber Rara yang selalu beraktivitas tanpa alas kaki ketika memanjatkan doa-doa dengan harapan mengubah cuaca sesuai rencana.

Rara menjelaskan bahwa dirinya memang sudah lama menjadi spesialis pawang hujan termasuk untuk acara-acara pemerintah seperti vaksinasi masal bahkan hingga upacara pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang lalu.

"Event-event yang pernah saya handle itu terdekat kemarin Liga 1 dan Liga 2 di Jakarta. Event vaksin, sentra vaksin bersama BUMN di 5 kota, saya di Jakarta tapi handle kota-kota lain, hingga opening Asian Games 2018," kata Rara.

"Jadi pawang hujan itu walaupun saya di Jakarta asal ada foto dan tujuan (bisa mengatur cuaca di kawasan lain)," imbuh dia.

Load More