Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 07 Februari 2022 | 18:45 WIB
Pelaku pemerkosaan serta pembunuhan seorang remaja inisial VRM di Kampung Benteng Hilir, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak. [Suara.com/Alfat Handri]

Mendapati chat tersebut, pelaku membalas pesan dari korban menggunakan handphone milik Aman. Pelaku juga menjanjikan akan meminjamkan uang Rp500.000 itu.

"Bermula dari chatting tersebut peristiwa pemerkosaan dan pembunuhan itu terjadi," jelasnya.

Korban diajak ke rumah pelaku, di tengah perjalanan tepatnya di kebun sawit milik orang tuanya, pelaku memberhentikan sepeda motor.

Pelaku beralasan, uang yang akan dipinjamkan itu milik ibunya yang sedang berada di pondok di kebun sawit.

"Jadi pelaku beralasan kalau uang Rp 500.000 ribu itu dipinjam melalui ibu pelaku. Dan ibu pelaku berada di pondok kebun dan ingin langsung bertemu dengan korban," kata ungkap Kapolres.

Termakan bujuk rayu pelaku, korban pun turun dan sepeda motor dan pergi bersama pelaku menuju pondok di kebun sawit milik orangtua korban.

Sesampainya di pondok, korban langsung dicekik oleh pelaku. Saat sedang lemas akibat dicekik, pelaku sempat menyetubuhi korban sekali. Setelah itu kembali mencekik korban hingga tak bernyawa.

"Korban dicekik pelaku menggunakan ikat pinggang. Mengetahui korban sudah tak bernyawa, pelaku menyayat tangan korban menggunakan pisau. Dibuat seolah-olah korban bunuh diri," beber Kapolres.

Aksi keji tersebut tidak sampai disitu, pelaku menyeret dan membuang tubuh korban ke semak-semak dengan ditutup ranting pohon.

Sementara itu, SAS (16) pelaku pemerkosaan dan pembunuhan yang menghilangkan nyawa seorang remaja itu mengaku menyesali perbuatannya.

"Saya menyesal melakukan itu," kata SAS di Mapolres Siak.

Ia juga mengaku, ia tega membunuh karena takut ketahuan karena sudah memperkosanya.

"Takut ketahuan makanya saya bunuh," kata SAS.

Load More