Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 25 Januari 2022 | 16:53 WIB
Maura Magnalia. [Instagram/evilheat]

SuaraRiau.id - Kepergian Maura Magnalia Madyaratri untuk selamanya menyimpan duka mendalam bagi pasangan artis dan politisi Nurul Arifin dan Mayong Suryo Laksono.

Nurul Arifin dan Mayong menjelaskan kronologi meninggalnya sang putri sulung, Maura Magnalia.

Nurul mengungkapkan bahwa beberapa jam sebelum meninggal dunia Maura Magnalia masih mengobrol dengan sang ayah dan teman-temannya.

Aktris dan Politikus Nurul Arifin melihat peti jenazah putrinya, Maura Magnalia Madyaratri saat disemayamkan di rumah duka di Cinere, Depok, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Tadi malam jam 1 dia masih ngobrol sama Mas Mayong, dia masih chat sama teman-temannya. Terus sudah, setengah lima pas kami bangun dia udah terkapar di meja makan," kata Nurul dikutip dari Antara, Selasa (25/1/2022).

Maura, sambung Mayong, sempat dibawa ke rumah sakit pada pukul 05.00 WIB dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 05.37 WIB.

"Jadi, sempat ada waktu 37 menit dan tidak tertolong. Jadi, sudah lemas, sudah dingin," ujar Mayong.

Dia menceritakan, Maura sempat bercerita mengenai kesibukannya melamar kerja menjelang wisuda S2 dari Sydney University Maret mendatang.

"Dia keterima kerja di Bali tapi, terus dia lagi mikir 'aku ke Bali atau enggak ya'. Jadi dia lg ada di masa masa agak sulit ya menurut kami, karena sekolah sudah selesai tapi belum wisuda, di sisi lain dia harus mencari kerja dan ternyata ada satu yang minta dia datang tapi di Bali. Mungkin kalau misalnya tidak ada apa-apa hari ini kami akan mengobrol lagi soal itu," tutur Mayong.

"Kalo untuk kami sih lebih ke nanti Maret bisa enggak ya dia pergi ke Australia untuk wisuda, kan mereka masih lockdown di sana," sambung dia.

Mayong mengatakan, Maura memang sangat dekat dengan keluarganya dan banyak bercerita tentang kekhawatiran yang dia rasakan.

"Ke saya dia dekat sekali cerita banyak hal tentang kekhawatiran dia, tapi tidak terlalu mendalam. Dengan adiknya juga sangat dekat karena mereka hanya berdua kan," ujar Mayong.

Diketahui, Maura lahir pada 20 September 1994 dan dinyatakan dinyatakan meninggal dunia karena henti jantung, dan disemayamkan hari ini di rumah duka di Depok, Jawa Barat.

Kabar meninggalnya Maura pertama kali diketahui melalui pesan singkat yang diterima wartawan. Nurul Arifin juga membagikan kabar duka tersebut melalui unggahan di akun Instagram pribadinya.

Misa requirem akan diselenggarakan malam ini sementara pemakaman akan dilaksanakan besok di San Diego Memorial.

Bercita-cita merilis buku
Maura Magnalia Madyaratri sempat mengutarakan cita-citanya untuk merilis buku.

Nurul Arifin menjelaskan bahwa buku yang disiapkan putri sulungnya itu berisi tentang penggambaran diri Maura. Menurut Nurul, Maura merupakan sosok yang antimainstream.

"Dia selalu bicara apa yang dikerjakan. Belum dapat penerbit karena bukunya kontroversial," kata Nurul.

"Dia kan anaknya nyetrik, semalam saja dengerin lagu metal yang ibu belum pernah denger sebelumnya. Menurut dia itu sosial demokrat," sambungnya.

"Dia kan belajar S2 di Sydney University tentang social culture, kebudayaan masa kini yang nerobos segala macam. Dia berminat dengan hal seperti itu," tambah Mayong.

Sementara itu, Lucky yang merupakan salah satu sahabat Maura menambahkan, Maura menuangkan seluruh pengalaman hidupnya dengan jujur di buku tersebut.

"Basically, pengalaman hidupnya dia, baik buruknya, itu sejujurnya diutarakan di situ tanpa berlebihan," kata dia.

Di mata Nurul Arifin sebagai ibu, Maura merupakan anak yang cantik dan sangat cerdas, serta eksentrik.

"Maura anak yang sangat cantik, sangat baik, sangat cerdas. Mungkin karena cerdasnya itu dia menjadi eksentrik," ujar Nurul. (Antara)

Load More