Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 12 Januari 2022 | 19:51 WIB
Penampakan taman burung seharga Rp3 miliar di Kelurahan Sei Mempura, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak terkini. [Suara.com/Alfat Handri]

"Pemerintah tidak bisa mengelola penangkaran burung, maka dari itu kami sudah beberapa kali mengajukan ke pihak BUMD PT Siak Pertambangan Energi (SPE) untuk mengelolanya, namun keuangan menjadi kendala," ungkap Fauzi.

Kata Fauzi, dia memahami kondisi keuangan yang ada di BUMD PT SPE itu, namun dia tak berputus asa untuk membuat taman burung itu benar-benar fungsional.

Ia mendorong ingin membuat koperasi yang bisa mengelola taman burung itu menjadi produktif. Sebab, pemerintah daerah memang tak bisa mengelola penangkaran burung. Harus melalui izin dari BBKSDA.

"Saya sudah menyiasati juga untuk taman burung itu produktif, dengan mendorong membuat koperasi agar bisa dikelola. Tapi memang kondisi keuangan sangat lesu," ungkap Fauzi.

Untuk pembelian burung tersebut, kata Fauzi lebih jauh, selama ini memang belum ada penganggaran khusus dari APBD Siak. Selama ini burung yang ada di dalam taman burung itu hanya swadaya dari orang yang ingin meletakkan burung peliharaannya di taman itu.

"Tak pernah ada penganggaran burung di taman itu. Jadi selama ini hasil dari swadaya saja," kata dia.

4 petugas jaga satu ekor elang
Untuk menjaga seekor elang di taman burung yang dibangun dengan anggaran Rp3 miliar lebih, Dinas Pariwisata Pemkab Siak mengeluarkan anggaran Rp6 juta per bulannya.

Anggaran Rp 6 juta itu untuk menggaji dua petugas kebersihan dan dua petugas keamanan, masing-masing mendapatkan Rp 1,5 juta per bulan untuk 6 jam bekerja. Jadwal kerja mereka dua di siang hari, dan dua malam hari.

Untuk jadwal pagi sampai siang menurut petugas kebersihan dan taman bernama Darwan yang akrab disapa Iwan, adalah dirinya dan Tugiono.

Seekor burung elang yang berada di Taman Burung di Kelurahan Sungai Mempura, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak. Burung tersebut dijaga empat orang petugas. [Suara.com/Alfat Handri]

“Saya biasanya membersihkan toilet, memangkas tanaman yang ada di dalam taman, serta menyapu,” ungkap Iwan yang tinggal di Mempura itu.

Iwan menjelaskan hanya ada satu ekor elang yang kini dijaganya bersama temannya yaitu Taher dan Hendri untuk tugas malam. Burung yang dijaga itu adalah seekor elang.

“Sebelumnya ada merpati, jumlahnya beberapa ekor. Namun, beberapa waktu lalu mati satu per satu terkena penyakit,” jelas Iwan.

Setiap ada merpati yang mati, dilaporkan kepada pihak Dinas Pariwisata. Namun, sampai sejauh ini seperti ini kenyataannya.

Dulu direncanakan taman burung ini lengkap dengan dokter hewan dan tempat perawatan. Dengan fasilitas itu, tentu burung di sini akan sehat.

“Namun, sampaikan sekarang belum kesampaian, kami hanya menjaga seekor elang,” sebut Iwan.

Load More