Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Jum'at, 07 Januari 2022 | 18:08 WIB
Ilustrasi pembelajaran tatap muka atau PTM. [Suara.com/Dian Latifah]

Namun, dengan orangtua membuat permainan yang menarik, anak mendapatkan pembelajaran yang lebih bagus dan cepat.

Sekolah juga dapat memberikan pelajaran melalui pemanfaatan teknologi maupun merawat hewan untuk menimbulkan rasa cinta dan ketelitian anak dalam mengurus makhluk hidup.

"Di outdoor (luar ruangan) untuk anak kecil yang belum divaksin, bagaimana pembelajaran di outdoor kita bisa eksplorasi. Satu kotak rumputnya, ada berapa biji, ada hewan apa saja di situ, makanannya apa lalu bisa memikirkan ekosistem dan sebagainya," kata dia.

Ketua Satgas Covid-19 IDAI Yogi Prawira mengatakan kegiatan pembelajaran di Indonesia masih terpaku pada suatu paradigma yang menekankan pada belajar harus dilakukan dalam ruang tertutup dan berhadapan langsung dengan para guru.

Padahal, menurutnya, setiap sekolah dapat mencari cara yang lebih kreatif mengingat sudah dua tahun pembelajaran dilakukan secara daring.

Namun dalam hal ini, memang tergantung pada faktor risiko dari keluarga masing-masing siswa.

Ia berharap, sekolah dapat menciptakan beragam inovasi yang menarik untuk diberikan pada anak, tentunya dengan protokol kesehatan yang terus dijalankan, meski pandemi belum usai.

"Jadi sekali lagi, kita sangat mendukung PTM. Tapi dengan syarat, transmisi lokal sudah terkendali, protokol kesehatan dikerjakan dengan baik dan ada surveilans. Begitu masuk, harus diperiksa apakah memang aman-aman saja atau tadi, ternyata tidak ada laporan karena tidak diperiksa," katanya. (Antara)

Load More