Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 27 Desember 2021 | 16:17 WIB
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha dalam acara puncak HUT ke-7 PSI dari siaran langsung Youtube PSI, Rabu (22/12/2021). [Suara.com/Ummi Hadyah]

SuaraRiau.id - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha mendapat sorotan usai pernyataan dalam pidatonya mengulas pemimpin pembohong dan intoleran.

Lantaran pernyataan Giring PSI tersebut disebut menyinggung sosok Gubernur DKI Anies Baswedan, banyak kritik dan hujatan yang diarahkan ke eks vokalis Nidji itu.

Menanggapi hal tersebut, Juru bicara PSI Sigit Widodo buka suara. Ia merasa heran banyak pihak yang mengkritik dan marah dengan pidato Giring di HUT ke-7 PSI pekan lalu.

Pihak PSI mempertanyakan apakah Giring salah mengingatkan untuk waspada dengan pemimpin yang menggunakan isu SARA dan halalkan segala cara untuk dalam Pemilu.

“Kenapa banyak yang marah, ya? Kan nggak mungkin Bro Giring menyarankan di Pilpres 2024 kita harus memilih orang yang menggunakan isu SARA dan menghalalkan segala cara untuk menang?” tulis Sigit dikutip Hops.id--jaringan Suara.com, Senin (27/12/2021).

Ia mengungkapkan bahwa dalam pidato yang jadi perbincangan itu, Giring tak menyebutkan nama. Lantas kenapa banyak yang marah ya.

“Bro @Giring_Ganesha tidak menyebut nama dalam pidatonya. Namun kita semua tentu setuju, seorang pembohong, orang yang menggunakan SARA untuk politik, seorang yang menghalalkan segala cara, dan tidak becus hingga dipecat, tentu tak layak menggantikan Pak @jokowi,” tegas Sigit.

Jubir PSI Sigit dalam kicauan lainnya juga menyoroti kenapa narasi yang muncul usai pidato Giring adalah narasi Jokowi pembohong.

Padahal jelas yang dimaksud pemimpin pembohong itu bukan Jokowi, Giring menyindir pemimpin pembohong di depan Jokowi.

“Bro Giring tidak pernah bilang Anies pembohong, tiap mengatakan jangan pilih pembohong di depan Pakdhe Jokowi,” kata Sigit merespons ulasan Drone Emprit soal efek pidato Jokowi itu.

Pidato lengkap Giring
Generasi optimis ini akan terancam dengan bahaya laten SARA dan intoleransi. Kemajuan kita akan terancam jika kelak orang yang gantikan pak Jokowi punya rekam jejak isu SARA dan menggunakan segala cara untuk memenangkan dalam pilada.

Indonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong dan juga pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja.

PSI menarik garis tegas, Pak, tidak berkompromi dengan orang yang menghalalkan segala cara, termasuk dengan memperalat agama, main mata, bergandeng tangan dengan kelompok intoleran, menggunakan ayat untuk menjatuhkan lawan politik

Tapi Pak, bila kelak skenario terburuk terjadi dan kandidat punya rekam jejak politisasi agama itu menang pilpres, Pak, PSI siap menjadi oposisi sebagaimana yang kami buktikan di Jakarta hari ini.

Load More