Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 22 Desember 2021 | 20:21 WIB
Aparat polisi berjaga di gedung KPK, Rabu (2/6/2021). [Suara.com/Arga]

SuaraRiau.id - Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah mengomentari mutasi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam rangka pensiun.

Mutasi Firli Bahuri oleh Kapolri membuat KPK disebut seperti kantor kepolisian cabang Kuningan.

Dedi Kurnia Syah mengatakan bahwa istilah tersebut merupakan permasalahan lama yang telah dikritik oleh para pakar hukum dan aktivis namun tak pernah didengarkan.

“Keanehan ini, saya kira semua sudah tahu. Termasuk juga Presiden Jokowi pasti mengetahui hal ini,” jelasnya dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Selasa (21/12/2021).

Namun, menurut Dedi, yang patut disayangkan adalah keanehan tersebut tetap saja berjalan, bahkan cenderung diabaikan.

“Kami sebagai warga negara menyaksikan bahwa KPK seolah-olah menjadi kantor kepolisian cabang kuningan.” ungkap dia.

“Cap itu sudah muncul sejak lama bukan hari ini saja,” sambung dia.

Lebih jauh, ia pun meragukan lembaga antirasuah itu. Sebab dalam hematnya, masih banyak permasalahan serius di tubuh KPK yang kerap diabaikan.

“Jangankan persoalan administrasi semacam itu, hal-hal yang jelas melanggar kode etik saja di KPK tetap bertahan,” ujarnya.

Sebelumnya memang diketahui, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutasi Firli Bahuri, perwira tinggi (Pati) berpangkat Komjen yang juga Ketua KPK.

Load More