Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Kamis, 09 Desember 2021 | 16:07 WIB
Dokter Tirta Mandira Hudhi. [Instagram/@dr.tirta]

SuaraRiau.id - Sosok influencer yang juga seorang dokter, Tirta Mandira Hudhi mengisahkan soal perjalanan spiritualnya masuk Islam.

Pria yang kerap disapa dr Tirta itu juga menjelaskan soal belakang keluarganya yang berbeda agama.

“Aku lahir dalam kondisi yang jujur enggak enak, ya,” kata Dokter Tirta dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com pada Kamis (9/12/2021).

Dokter Tirta [Instagram]

Dokter Tirta mengaku terlahir dari ayah Muslim dan ibu Nasrani.

“Bapakku adalah seorang petani, dia Jawa dan Muslim. Ibuku keturunan China, dia lulusan pertanian. Karena enggak ada duit, dia jadi karyawan Non Muslim. Mereka nikah melahirkan aku anak tunggal.” ungkap dr Tirta.

Dokter Tirta juga bercerita soal sang ibu yang merupakan keturunan China hingga terjadinya peristiwa 98 yang mengerikan.

Kematian tragis sang ibu yang memilih untuk lompat dari lantai 24 pun ternyata membuat Tirta sempat menjadi ateis.

Sedihnya, rupanya meninggalnya ibunda dr Tirta sendiri terjadi pada 1998 saat terjadi tragedi pilu di Solo.

“Yang dari situ aku ngerasain tragedi 98 di Solo. Pada waktu itu nyokap loncat dari lantai 24. Pilihannya cuma dua, mati dibakar atau loncat. Nyokap pilih loncat,” bebernya pilu.

“Dari situ aku tahu tentang rasialisme, sara, agama, dan aku memutuskan untuk ateis dari SD, SMP, SMA.” jelas Tirta.

Saat kuliah, ia semakin terbuka dengan berbagai agama yang ada sehingga ia akhirnya memutuskan untuk menjadi mualaf di usia 23 tahun.

“Cuman ketika aku masuk UGM, aku ketemu dengan berbagai macam orang karakter. Kalau kita di kampus itu banyak kawan dari suku mana, suku mana. Dari situ aku terbuka dan aku memutuskan untuk mualaf di usia 23 tahun dan ya sudah, aku bisa menghargai agama lain,” tutur Dokter Tirta Mandira Hudhi.

“Jadi sekarang kalau ada orang beribadah atau apa, aku tidak langsung close minded ya, dari situ aku respect,” tegasnya.

Load More