Pertemuannya dengan orang kulit putih ini pun ternyata juga punya kisah yang panjang. Setamat duduk di bangku Sekolah Pendidikan Terasing (SPT) setingkat SD di wilayah Muara Basung, kabupaten Bengkalis, pria kelahiran 19 Juli 1961 ini bertekad melanjutkan studi SMP dan SMA di Kota Pekanbaru.
Pimpinan kantor Departemen Sosial masa itu, H Abdul Karim Said yang memintanya untuk lanjut bersekolah. Dia pun bersemangat dan langsung dibawa ke kota Pekanbaru untuk dapat pendidikan lanjutan.
"Saya diundang oleh kepala kantor Departemen Sosial, H Abdul Karim Said namanya. Karena di wilayah kami di Duri dulu SMP langka, maka saya masuk SMP-nya di Pekanbaru," kata Agar, mengawali perbincangan dengan SuaraRiau.id, belum lama ini.
Tiga tahun berselang, memasuki kelas 3 SMP pada tahun 1979, Agar kaget, sebab di ibu kota Provinsi Riau itu, ia tiba-tiba ditemui oleh orang bule yang merupakan seorang Ilmuwan asal Jerman tadi. Kedatangannya bukan tanpa alasan, Hans rupanya tertarik dengan sosok dan potensinya.
Hans Kalipke menemui Agar ternyata juga lewat rekomendasi dari guru SD-nya bernama Sutarmo saat di Muara Basung, Kabupaten Bengkalis.
"Pak Hans Kalipke itu lebih dulu jumpa dengan Pak Sutarmo guru saya. Almarhum (Sutarmo) mengatakan bawa ia punya anak didik, namanya Agar, alamat di Jalan Diponegoro Pekanbaru. Jadi Pak Sutarmo itu yang mengirim Pak Hans Kalipke ke saya," tuturnya mengenang.
Tujuannya, saat itu Hans berniat ingin dibantu dan leluasa dalam menerjemahkan bahasa Sakai di Riau. Tentu, ia butuh seorang translator untuk menerjemahkan penyampaian orang Sakai yang ditemuinya di lapangan.
Dalam kisah hidup tokoh sakai ini, peran Sutarmo juga sangat berharga baginya. Agar mengingat, sosok Sutarmo merupakan guru sekolah yang mempunyai dedikasi tinggi, dia merupakan masyarakat suku Jawa. Namun demikian, dalam benak Agar, kecintaan sang guru itu terhadap budaya dan sosial Sakai melebihi orang Sakai itu sendiri.
"Beliau itu (Sutarmo) lebih Sakai daripada orang Sakai," ujarnya.
Lantas, pertemuannya dengan Hans Kalipke tersebut pun berlanjut, kisah panjang perjalanan Agar Kalipke bisa sampai ke Jerman itu dimulai sejak masa itu. Kurang lebih dua tahun berselang, Hans dengan Agar akrab dan menjalin kerjasama tak terikat.
Berita Terkait
-
Bulog Tandatangani Nota Kesepahaman dengan Pemkab Bengkalis, Bukti Komitmen Ketersediaan dan Keterjangkauan Komoditi
-
Fantastis! Uang Rampasan Korupsi Proyek Jalan di Bengkalis Rp37,4 Miliar, KPK Setor ke Kas Negara
-
Polemik Pria di Riau Jadi Tersangka Usai Kalungkan Bendera Merah Putih di Leher Anjing
-
Pria Kalungkan Bendera ke Leher Anjing di Bengkalis Terancam 5 Tahun Penjara dan Denda Rp500Juta
-
Kronologi Petinggi Perusahaan Sawit Di Bengkalis Ikatkan Bendera Merah Putih Di Leher Anjing
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Terkini
-
Didukung BRI, Warung Legendaris di Beringharjo Panen Untung Saat Libur Lebaran
-
Omzetnya Kini Ratusan Juta, Ini Sukses Kisah Andara Cantika Indonesia Berkat BRI
-
Jalan Lobak yang Amblas Diperbaiki, Dishub Pekanbaru Terapkan Rute Satu Arah
-
Diusut Polda Sejak Juni 2024, Apa Kabar Kasus SPPD Fiktif di DPRD Riau?
-
Lurah di Pekanbaru Dibebastugaskan usai Terjerat Kasus Minta THR ke Pedagang