SuaraRiau.id - Misteri penyebab meninggalnya bocah 4 tahun di Kepulauan Meranti akhirnya terungkap. Balita malang itu diketahui menerima perlakukan sadis dari pengasuhnya.
Terkuaknya kasus penganiayaan itu setelah polisi membongkar makam dan mengotopsi bocah berinisial ES tersebut.
Bocah ES meninggal dunia dengan tidak wajar pada 11 Agustus 2021. Hasil otopsi jenazah yang dilakukan Biddokkes Polda Riau menyebut bahwa hasil sementara adanya kekerasan benda tumpul.
Korban dianiaya pada bagian kepala sehingga mengakibatkan pendarahan pada otak dan menyebabkan meninggal dunia.
Kapolres Meranti, AKBP Andi Yul Lapawesean menyebut tersangka dalam kasus ini adalah seorang perempuan berinisial RN (41), warga Rangsang, Meranti.
"Tersangka ini menerima hak asuh melalui nenek angkat korban yang saat ini masih bekerja di Malaysia setelah ditinggal pergi oleh ibu kandungnya," kata Andi Yul di Mapolres Meranti, Kamis (19/8/2021) dikutip dari Batamnews.co.id--jaringan Suara.com.
Setiap bulannya, RN menerima kiriman sebesar Rp 500 ribu dari nenek korban yang berada di Negeri Jiran.
Dugaan tersebut dipicu setelah beredarnya gambar sejumlah bagian tubuh korban yang dipenuhi luka memar, termasuk luka berat parah di bagian kepala.
Sementara itu, Kepala UPTD PPA Meranti, Suprapti menambahkan bahwa tersangka beralasan dirinya kesal karena anak asuhnya itu sering buang air di lantai.
Ditambah lagi dengan tingkah laku korban yang sering membuat rumah jadi berantakan.
Setelah melihat ada beberapa kejanggalan pada tubuh sang balita, Suprapti menduga ada yang tidak wajar dari penyebab kematiannya.
Lalu setelah itu ia pun melakukan koordinasi ke unit PPA Polres Meranti untuk membuat laporan terkait hal itu dan polisi pun bergerak untuk mengamankan pelaku.
Tersangka RN dikenakan Pasal 76C Jo Pasal 80 Ayat (3) UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana 15 tahun penjara dan atau denda Rp 3 miliar.
Berita Terkait
-
Sebal Gegara Sering Bikin Rumah Berantakan, Pengasuh Pukuli Balita Hingga Tewas
-
Masyarakat Adat Suku Sakai Tidak Punya KTP Terima Vaksin dari Polda Riau
-
Viral Polwan-Bhabinkamtibmas Bersitegang di Pos Penyekatan, Ini Kata Polisi
-
Pria Ini Aniaya Mantan Istri di Surabaya Gegara Tersinggung Obrolan Via Chat
-
Kasus Positif Tinggi, Kesiapsiagaan Jadi Kunci Fase Baru Tangani Covid-19 Riau
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
-
Kisah Unik Reinkarnasi di Novel Life and Death are Wearing Me Out
Terkini
-
Free Fire Hadirkan Emote Pacu Jalur, Angkat Tradisi Riau ke Dunia Game
-
Terungkap Pelaku Kasus Beras Oplosan di Riau, Kapolda: Pemain Lama
-
Kabar Lahan SRL Disegel Pemerintah Terkait Karhutla, Apa Kata Ketua APHI Riau?
-
Diduga Terlibat Karhutla Riau: 4 Perusahaan Kena Segel, Satu Pabrik Sawit Ditutup
-
Pertanian Jadi Andalan, BRI Salurkan KUR Rp83,38 Triliun ke Sektor Produktif