Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 03 Agustus 2021 | 17:59 WIB
Ilustrasi kelapa sawit di Desa Rantau Sakti, Rokan Hulu, Riau, Selasa (16/9). [Antara/Wahyu Putro A]

Ia merincikan, bahwa dalam satu hektar, buah sawit yang dikelola masyarakat biasanya bisa mendapatkan sekitar 700 kilogram, namun kalau sedang masa trek hanya bisa sekitar 500 kilogram.

Saat ini, sawit warga yang berada di wilayah Duri, Kabupaten Bengkalis ada yang masa trek dan normal. Sebab hal itu tidak merata tergantung kualitas bibit.

"Kalau punya saya saat ini trek, tapi tidak terlalu parah. Dengan harga yang tinggi, lumayan bisa mengimbangi," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat ME Manurung mengatakan kenaikan harga sawit kali ini merupakan tertinggi dalam sejarah.

Bahkan sejak Indonesia Merdeka baru kali ini harga kelapa sawit mencapai Rp 2.762 per kilogram.

Menurut Gulat, ini adalah bukti bahwa konsumsi domestik yang semakin meningkat, baik melalui B30 maupun meningkatnya kebutuhan medis berbahan baku crude palm oil (CPO).

"Saat ini dunia sedang membutuhkan CPO Indonesia untuk sumber energi dan pangan," ujar Gulat dikutip dari mediacenter.riau.go.id, Selasa (3/8/2021).

Gulat menilai kenaikan harga sawit kali ini sangat membantu memulihkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Gulat kemudian memastikan sawit bakal membantu menstabilkan ekonomi petani yang sudah hampir 2 tahun tekena imbas Covid-19.

"Maka itu saya sebut ini anugerah terindah dari Tuhan buat Indonesia dan dunia. Tentu juga menunjukkan bahwa sawit adalah payung ekonomi Indonesia, terkhusus masa pandemi ini," bebernya.

Kontributor : Panji Ahmad Syuhada

Load More