Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 29 Juni 2021 | 12:43 WIB
Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. (Instagram/@ferdinand_hutahaean)

SuaraRiau.id - Julukan kepada Presiden Jokowi King of Lip Service oleh BEM UI menuai beragam pro kontra dari banyak kalangan.

Salah satu yang ikut mengomentari ialah mantan politikus Demokrat sekaligus pegiat media sosial, Ferdinand Hutahaean.

Pria yang saat ini kerap membela Jokowi itu menjelaskan bahwa sebenarnya Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia sudah akrab dengan segala hinaan, caci maki, hingga sumpah yang dilayangkan sejumlah pihak kepada dirinya.

Menurut Ferdinand, hanya saja selama ini Presiden Jokowi hanya berdiam diri dan tak menanggapinya dengan serius.

Bahkab sebaliknya, kata dia, Jokowi justru menganggap penghinaan tersebut sebagai bentuk dari demokrasi.

Meski begitu, pihak yang menyerang Presiden Jokowi harus memahami bahwa simpatisan alias pendukungnya sangat banyak, bahkan mencapai puluhan juta dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

“Jokowi punya puluhan juta pendukung di Republik Indonesia, merekalah yang merespons segala hinaan, caci maki, sumpah serapah kepada Jokowi,” ungkapnya dalam video yang ia bagikan dikutip Hops.id--jaringan Suara.com pada Selasa (29/6/2021).

Ferdinand lantas mengkritisi sejumlah pihak yang bersikap arogan. Sebagai contoh belakangan ini soal pengurus BEM di kampus maupun para profesor atau ekonom yang seakan merasa pintar dan menggunakan status sosialnya untuk menyerang pemerintahan.

“Kalau hanya sekadar berlabel atau berpredikat pengurus BEM terus merasa jadi jagoan, berpredikat profesor atau ekonom terus merasa menjadi orang pintar. Tidak bisa!” tutur Ferdinand.

Ferdinand lalu mengimbau kepada berbagai pihak jangan bersikap sok jago dan sombong. Hal itu lantaran, kalau sudah waktunya, maka bukan tidak mungkin puluhan juta pendukung Jokowi yang berada di berbagai daerah bakal turun ke jalanan.

“Janganlah baru bisa menggerakan seratus orang, itupun sesama pengurus sudah merasa jadi jago, jadi sombong. Jangan lupa Jokowi tanpa dikomando pendukungnya kalau sudah mau turun, bakal turun puluhan juta di Republik Indonesia ini,” tutur dia.

Oleh sebabnya dia juga berpesan kepada pihak yang kerap menyampaikan kritikan kepada pemerintah agar masukan tersebut disampaikan secara substansi dan menyertakan solusi yang tepat.

Sehingga kritikan yang diberikan benar-benar bisa membangun bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik tanpa memperkeruh suasana.

“Ini yang harus kita cermati, maka kawan-kawan atau siapa pun kalian, kritiklah dengan substansi yang benar dan sertakan solusi, bukan nyinyir dengan omong kosong,” sebut Ferdinand.

Load More