Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 16 Juni 2021 | 09:24 WIB
Puan Maharani. (Dok : DPR)

SuaraRiau.id - Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani beberapa waktu lalu sempat membuat heboh lantaran menyindir kadernya yang punya elektabilitas melejit, yakni Ganjar Pranowo.

Sindiran itupun lantas mengundang banyak pro dan kontra di tengah publik terutama di media sosial. Tak hanya tokoh politik, netizen pun ikut mengomentari sindiran Puan Maharani tersebut.

Seakan membalas sindirian, publik pun turut bersuara soal baliho Puan Maharani yang dianggap sebagai langkah awalnya calonkan diri dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 mendatang.

Sebagaimana kicauan yang dilontarkan oleh akun jejaring media sosial Twitter @Napen21. Melalui cuitan dan sebuah foto yang diunggah, dia menyindir pernyataan Puan beberapa waktu lalu yang mengkritisi sikap Ganjar terlalu aktif di jejaring media sosial.

Kemudian terlihat dalam foto yang diunggah, sebuah baliho berisikan sosok putri dari Megawati Soekarnoputri yakni Puan Maharani sedang berdiri di sebuah podium dan memakai baju merah.

“Pemimpin itu bukan yang ada di media sosial tapi yang ada di baliho,” cuit akun tersebut dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com pada Selasa (15/6/2021).

Tangkapan layar penampakan baliho Puan Maharani di sebuah jalan. [Twitter]

Unggahan akun tersebut kemudian diserbu berbagai komentar oleh warganet lain. Beberapa di antaranya juga ikut mengkritisi Puan.

“Hari gini masih pasang baliho. Udah enggak zamannya alias jdul #kerjacerdas,” balas akun @Daryantosing883.

“Keliatan bodohnya, pemimpin jadul ketinggalan jaman. Dunia sudah berubah masih mikir kekuatan akar rumput dan mesin partai,” ujar akun @SanteajaS.

“Ngikut jejak AHY dengan billboard segede gaban,” imbuh akun @Kapalolu.

Untuk diketahui, Puan Maharani sempat menyindir Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sosok pemimpin yang ideal, yakni yang harus turun ke lapangan bukan sibuk dengan sosial medianya.

Hal ini disampaikannya saat memberikan pengarahan kepada kader PDIP di Jateng untuk penguatan soliditas partai menuju Pemilu 2024 pada Sabtu 22 Mei 2021. Adapun dalam acara tersebut, Ganjar Pranowo tidak diundang.

Acara tersebut berlangsung tertutup. Namun, pernyataan Puan didapat dari sebuah video yang beredar.

“Pemimpin menurut saya, itu adalah pemimpin yang memang ada di lapangan dan bukan di sosmed,” kata Puan kala itu.

Karier Ganjar di PDIP
Di tengah elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang kian melesat dan digadang-gadang bakal jadi Calon Presiden 2024, partai yang menaunginya yakni PDIP justru disebut bakal menendangnya dari bursa Pilpres mendatang. Oleh sebab itu, karier politik Ganjar diprediksi bakal hancur dan usai pada tahun 2022 saja.

Pernyataan tersebut diungkapkan Pakar Hukum Tata Negara Universitas Sebelas Maret (UNS) Agus Riewanto. Dia memprediksi, walaupun elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai capres memang tinggi, namun kemungkinan PDIP tidak akan memilihnya.

Agus menilai partai yang dibesut oleh Megawati Soekarnoputri ini sudah punya calon pilihannya untuk Pilpres 2024 yang lebih potensial, yakni Puan Maharani.

Dengan demikian, kata Agus, karier politik Ganjar secara nasional bakal rampung. Terlebih Ganjar sudah tak memiliki tiket kesempatan untuk kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur.

“Besar kemungkinan karier politik Ganjar Pranowo secara nasional berakhir, hanya sampai 2022 saja. Apalagi Ganjar sudah tidak bisa maju lagi sebagai gubernur, jadi ini yang terakhir,” ujar Agus.

Agus juga melihat ada beberapa pertimbangan dan alasan di balik langkah politik Puan Maharani yang bisa dengan mulus diajukan sebagai Capres untuk 2024 nanti, bahkan namanya digadang-gadang sebagai Presiden setelah Joko Widodo (Jokowi).

Agus menjelaskan faktor tersebut antara lain, Puan yang merupakan putri dari orang nomor satu di PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Belum lagi, posisinya saat ini sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sejauh ini kegiatan-kegiatan beliau seperti sosial cukup tinggi.

“Kader PDI Perjuangan yang potensial ya Mbak Puan itu sendiri. Cukup kuat juga untuk maju di pilpres nanti,” katanya.

Kendati begitu, terkait tidak diundangnya Ganjar Pranowo dalam pembekalan kader di Panti Marhen Kota Semarang, menurut Agus tidak etis.

Mengingat acara pengarahannya berlangsung di Kota Semarang yang notabene Ganjar Pranowo merupakan Gubernur Jawa Tengah dari PDI Perjuangan.

“Saya rasa itu tidak etis. Acaranya kan di Semarang harusnya diundang, apalagi Ganjar Pranowo adalah kader PDI Perjuangan,” kata dia.

Load More