SuaraRiau.id - Pada awal pandemi Covid-19, tren bersepeda sempat booming di masyarakat. Namun saat ini tren itu perlahan menurun dan diikuti dengan merosotnya harga sepeda di Indonesia.
Permintaan terhadap sepeda tahun ini tidak sebanyak tahun 2020 lalu yang mencapai 7-8 juta unit, sedangkan tahun ini permintaan sepeda hanya 5 juta unit saja.
Hal itu diungkapkan Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (APSINDO), Eko Wibowo Utomo. Ia menjelaskan bahwa harga sepeda sempat naik karena permintaan tinggi di 2020.
"Kalau di pasar kan gini, ada upnormal price karena harga digoreng (di tahun 2020), karena permintaan tinggi harga dinaikin. Tapi dari harga di importir maupun produsen plus minus itu antara 20-30%, kalau ada yang lebih dari itu, tadinya harganya tidak normal," terang Eko dikutip dari Batamnews.co.id--jaringan Suara.com, Senin (7/6/2021).
Selain itu, harga sepeda juga turun drastis akibat terjadinya oversupply alias kelebihan stok.
Tingginya permintaan akan sepeda pada 2020 lalu mendorong produsen untuk memproduksi banyak sepeda namun belum semuanya terjual sehingga terjadi oversupply.
Hal ini juga semakin parah dengan banjirnya sepeda impor pada akhir 2020 lalu. Berikut adalah penurunan harga yang dialami beberapa jenis sepeda.
1. Polygon tipe Path 18 G
Beberapa bulan lalu : Rp 9,05 juta
Saat ini : Rp 8,7 Juta
2. Folding Bike Foldx xlite Edisi Damn I love Indonesia
Beberapa bulan lalu : Rp 10,6 juta
Harga saat ini : Rp 9 juta
3. Turanza 2503
Beberapa bulan lalu : Rp 1,7
Saat ini : Rp 1,1 juta
4. Pacific Revolt 3.021 Speed
Beberapa bulan lalu : Rp 1,8 juta
Saat ini : 1,56 juta
5. Marin Sepeda Bobcat Trail 3
Beberapa bulan lalu: Rp 8 juta
Saat ini : Rp 6,2 juta
Sebagai jalan keluar, produsen mulai mencari kesempatan untuk mengekspor hasil produksinya ke China.
Selain itu opsi lainnya adalah tetap menjual di dalam negeri namun harus menurunkan harga jual.
"Range harga turun 20%-30%, itu realita yang harus diterima, barang yang lama sampai grosir akhirnya jual barang saja, yang penting ngejar cashflow. Harga modal saja dilempar supaya terjadi perputaran. Pasar menyesuaikan diri dengan keadaan, tapi demand tetap ada," jelas Eko.
Berita Terkait
-
Uji Coba Lintasan Road Bike Sudirman-Thamrin Disatukan dengan Pemotor
-
Mantap! Sepeda Buatan Bandung Rambah Pasar Internasional
-
Diuji Coba Besok, Pemprov DKI Buat Jalur Road Bike Khusus di Sudirman-Thamrin
-
Rencana Penambahan Jalur Sepeda Sepanjang 101 Kilometer
-
Viral Aksi Cewek Pakai Seragam Sekolah Merokok sambil Naik Sepeda Motor
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
7 Mobil Kecil Bekas Selain Honda Brio, Terbaik Dipakai Pemula dan Keluarga Baru
-
4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
-
4 Tipe Daihatsu Terios Bekas buat Harian Keluarga, Dibanderol Mulai 75 Jutaan
-
3 Model Honda Jazz Mulai 60 Jutaan, Cocok buat Mahasiswa dan Pekerja Muda
-
4 Mobil Bekas 30 Jutaan yang Layak Dibeli 2025: Vibes Lawas, Performa Berkelas