Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 07 Juni 2021 | 10:47 WIB
Ketua Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Suara.com/Adam Iyasa)

“Masa-masa gemilang pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK) sangat mugkin diulang kembali oleh AHY dan Airlangga Hartarto. Kombinasi ini pun akan mampu mengembalikan demokrasi pada relnya,” sebutnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari secara terpisah turut menanggapi pernyataan AHY yang berniat maju sebagai Capres 2024.

Dia meyakini, harapan tersebut mustahil terwujud.

Qodari mengatakan, nilai elektoral AHY terbilang stagnan dibandingkan pesaing lainnya. Seandainya pola tersebut berlanjut—alias tak ada perubahan, maka jangankan calon presiden, menjadi calon wakil presiden saja rasa-rasanya terbilang sulit.

“Saya enggak liat ada perkembangan elektabilitas AHY yang signifikan dibandingkan tahun 2019 lalu. Jadi saya kira sementara kalau polanya seperti ini di 2024 ya kejadiannya sama dengan 2019. Jangankan capres, jadi cawapres pun enggak ada yang mau menggandeng,” ujar Qodari pada Senin (31/5/2021).

Lebih jauh, dia menambahkan, jika melihat konstelasi politik hari ini, niat AHY maju sebagai capres terdengar bagai mimpi kosong. Sebab, elektabilitasnya dalam survei calon presiden tidak mendekati Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan.

“Kalau melihat konstelasi sekarang sih rasanya sulit ya untuk maju calon presiden karena elektabilitasnya belum menjadi 2 besar atau 3 besar masih kalah dengan Prabowo, Anies sehingga enggak ada yang tertarik untuk mendukung jadi capres,” urainya.

Terlebih, kata dia, Partai Demokrat memiliki jumlah kursi yang terbatas. Partai bernuansa biru itu hanya memiliki 54 kursi atau 7,77 persen suara di DPR. Jauh dari ambang batas 20 persen sehingga membutuhkan koalisi 2-3 partai.

“Di sisi lain kan kursi Demokrat terbatas jauh dari persyaratan 115 kursi. Jadi enggak mungkin maju sendiri,” tegasnya.

Berkat alasan tersebut, dia berkesimpulan, akan sulit sekali ‘menjual’ AHY sebagai capres dan cawapres. Selayaknya Pilpres 2019, tambahnya, AHY tak laku saat ditawarkan menjadi cawapres Jokowi maupun Prabowo.

Load More