Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 20 April 2021 | 10:38 WIB
Potret taman burung bernilai Rp 3 miliar di Kelurahan Sungai Mempura, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak. [Suara.com/Alfat Handri]

Hal itu disampaikan Taher, saat dinas malam. Malam itu Taher duduk sendiri, temannya Hendri belum tiba. Dia sedang menelepon keluarganya.

Taher menyambut dengan ramah dan menceritakan juga sejak mereka bekerja pada 2018 hingga saat ini, tidak ada burung di taman itu.

Beberapa ekor merpati kini sudah mati juga titipan temannya. Merpati merpati itu mati karena sakit.

“Sempat ada dua perawat burung, laki-laki dan perempuan. Sama seperti kami keduanya dengan gaji honorer. Yang laki laki bernama Johan, sedang yang perempuan saya lupa namanya. Karena tidak ada pekerjaan di sini, mereka dipindahkan ke Tangsi Belanda,” jelas Taher.

Menurut Taher, saat ini yang perempuan bertugas di bagian tiket, yang laki-laki keamanan dan taman.

Dulu, jaring atau belat yang menutupi taman burung ini pernah dicuri orang. Makanya sekarang jaring hanya ada di bagian atas sebagai penutup, sedangkan bagian depan kawat jaring dan bagian belakang di tembok.

“Agar jaring dapat rapi dipasang tiang penyangga setinggi 15 meter di beberapa sisi. Jika dilihat dari jauh taman burung ini, mirip lapangan tenis,” ungkap Taher.

Fasilitas taman burung
Taher lalu menunjukkan di bagian depan kanan taman burung yang tanpa burung itu ada tempat jualan tiket yang kosong, ada musala, toilet dan gudang di sebelah kirinya.

Ditanya kenapa harus dijaga, Taher mengatakan karena dia digaji untuk menjaga itu makanya dilaksanakan.

Taman burung itu berada di Kecamatan Mempura, sekitar 200 meter dari Bundaran Tengku Agung Sultanah Latifah. Jika ditarik lurus dari depan Pos Dishub sebelum jembatan, lebih dekat dan ada jalan setapak di sana.

Load More