SuaraRiau.id - Desa Balai Pungut yang berada di Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, memiliki sejarah panjang pada masa kejayaan kesultanan Siak.
Lokasi ini juga menjadi saksi bisu dimulainya aktivitas eksplorasi minyak bumi hingga kenangan kelam zaman penjajahan Jepang dahulu.
Kawasan ini berada cukup jauh dari pusat kota, Duri-Mandau, Bengkalis. Untuk sampai ke sana, diperlukan waktu sekitar 40 menit atau berkisar 35 kilometer dari Duri menuju Pekanbaru.
Di lokasi itu, terdapat tonggak sejarah yang masih berdiri kokoh. Itu merupakan bukti bahwa daerah itu sudah berdiri sejak lama dan dihuni masyarakat terdahulu.
Pengamat Sejarah, Albohari mengungkapkan bahwa di wilayah itu terdapat dua ikon yang menarik dan perlu dilestarikan, yaitu tugu Nederlandsche Petroleum Pacific Maatschappij (NPPM) dan kuburan dengan tulisan Kanji Jepang.
"Tugu NPPM ini untuk mengenang pendaratan pertama yang bersejarah karyawan minyak ke Duri. Pendaratan pertama yang legendaris ini, membuat kota Duri yang tidak dikenal, menjadi kota terkenal di peta nasional, bahkan peta Amerika," kata Albohari.
Menurutnya, orang Amerika semasa itu tidak tahu Riau, atau Pekanbaru, mereka hanya tahu Duri saja. Menurut catatan sejarah, Maskapai minyak NPPM ini melakukan pengeboran pertama di tahun 1935 di Blok Sebanga, yang sekarang masuk wilayah Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau.
Desa Bali Pungut, adalah sebuah Desa di waktu kerajaan Siak yang memegang peran penting. Disebut Balai Pungut, karena dikala itu, daerah ini adalah tempat dikumpulkannya/dipungut barang-barang hasil hutan seperti damar, rotan, gaharu, kayu, hewan liar, hasil sungai seperti ikan, dan lain-lain.
"Barang-barang yang dipungut disimpan di Balai sebuah Desa di Pinggiran Sungai Mandau, dari proses waktu Desa tersebut dinamakan Balai Pungut," katanya.
Barang-barang tersebut lalu dikirimkan ke kerajaan Siak, atau diperdagangkan ke daerah lain seperti Bengkalis, Pekanbaru, Tapung, Kampar, Minangkabau, dan daerah lain lewat Sungai Mandau yang cukup terkenal di kala itu.
Dijelaskan Albohari, Sungai Mandau merupakan merupakan salah satu jalur perdagangan yang cukup sibuk di masa kerajaan Siak Sri Indrapura.
"Balai Pungut meredup ketika jalan darat dibuka oleh Caltex, dan kini dicoba dihidupkan lagi lewat turis kampung (saya), sambil menikmati panorama sungai Mandau yang bibir sungainya diturap, dibangun monumen, dan tugu NPPM yang ikonik," ungkapnya.
Menurut dia, Sungai Mandau di Desa Balai Pungut menyimpan catatan-catatan sejarah yang layak dipromosikan untuk pariwisata. Seperti tugu NPPM tadi.
Kemudian, di Desa Balai Pungut ada kuburan Jepang. Menurutnya ini perlu diteliti lebih lanjut, apakah benar kuburan Jepang, atau kuburan tidak dikenal.
"Kalau benar ini kuburan Jepang, ada dua kemungkinan menurut pendapat saya, pertama tentara Jepang yang tewas ketika menghadapi kelompok pemuda Sakai dibawah pimpinan si Kodai. Kemudian orang Jepang yang meninggal ketika bekerja di pengeboran minyak bumi," tuturnya.
Dari tulisan yang tertera di kuburan tertulis wafat 17-7 1943, sayangnya tulisan berikutnya yang mirip tulisan kanji Jepang sudah tidak terbaca lagi, karena digerus oleh waktu.
Saat itu, Jepang masuk ke wilayah Duri (masuk juga wilayah Minas, Pinggir, Mandau, Talang Muandau, Bathin Solapan, dan Dumai) tahun 1943-1944, dengan tujuan ambisius yakni mencari emas yang konon cerita terdapat di Kandis (ternyata tidak terbukti).
Dan memproduksi minyak bumi besar-besaran (rampasan dari perusahaan minyak Belanda dan Amerika) untuk keperluan mesin perangnya.
Dari bukti sejarah itu, Albohari berharap, sejarah yang begitu berharga bagi warga tempatan tersebut, sebaiknya dilestarikan dan diteliti lebih lanjut oleh ahli-ahli sejarah secara ilmiah.
Kontributor : Panji Ahmad Syuhada
Berita Terkait
-
Tegang! Iran Tolak Tekanan Barat Soal Nuklir
-
Libatkan Donald Trump, Israel Berupaya Capai Kesepakatan Gencatan Senjata di Lebanon
-
Momen Pertemuan Donald Trump dan Joe Biden di Gedung Putih
-
Aliansi Korsel-AS Tak Tergoyahkan Era Trump, Janji Menteri Unifikasi
-
Soroti Konflik di Timur Tengah, Prabowo ke Menlu AS: Bagaimana dengan Palestina, Apakah Anda Bisa Lakukan Sesuatu?
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- Profil Lex Wu: Tantang Ivan Sugianto Duel usai Paksa Anak SMA Menggonggong
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
Pilihan
-
Emiten Leasing Boy Thohir PHK Ribuan Pekerja dan Tutup Kantor
-
Prediksi Robby Darwis: Timnas Indonesia vs Jepang, Kevin Diks Jadi Kunci?
-
Nilai Tukar Rupiah Merosot Pagi Ini Jelang Rilis Neraca Perdagangan
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
Pemerintah Mau Hapus BPHTB Hingga Permudah Izin Pembangunan
Terkini
-
PNM Boyong Tiga Penghargaan BBMA 2024, Tampilkan Program Disabilitas Tanpa Batas
-
Program BRImo FSTVL Banjir Hadiah Seru, Termasuk BMW 520i M Sport: Begini Caranya Buat Meminang Agar Bisa Dibawa Pulang!
-
Riau Petroleum Rokan Jadikan Hari Pahlawan Momen Refleksi Semangat Perjuangan
-
Ingin Coba Kuliner Khas Saat Berlibur Keliling Nusantara? Langsung Tanya Sabrina di BRI, Ya!
-
Luncurkan CreatiFolks, PNM Ajak Gen Z Peduli Sekitar Lewat Kompetisi Kreasi Video