Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 27 Maret 2021 | 14:14 WIB
Masjid Kuning di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau / [SuaraRiau.id / Panji Ahmad Syuhada]

"Sudah banyak para panglima kerajaan Siak yang mencoba membasmi para lanun, tapi tak ada satupun yang dapat mengalahkan Megat, malah mereka sendiri yang tewas jadi korban," jelas Azhar, belum lama ini.

Pada masa itu, Gombak Bauk sebelum digelari Panglima ketika mendengar sayembara dari Raja langsung pergi secara diam-diam mengunakan perahu ke daerah Tanjung Jati, singkat cerita, di sana dia ketemu dengan para lanun (perampok) dan langsung naik ke atas kapal.

Minal lalu menantang para lanun untuk adu kesaktian. Setelah lanun mengaku kalah dan menyerah panglima Minal lalu membawa para tawanannya kepada Raja Siak.

"Kemudian Raja Siak membuat acara pelantikan guna memberikan gelar pada Panglima Minal. Setelah mendapatkan gelar, ia tinggal di Bengkalis dan mendirikan masjid yang pertama di Kota Bengkalis ini," ceritanya.

Baca Juga: Jelang Ramadan, 3000 Imam dan Marbot di Kepri Diberi Vaksin AstraZeneca

Seiring berjalan waktu, masjid yang awalnya terbuat dari kayu tersebut semakin bergairah. Kemudian terus berkembang sampai saat ini dibantu sumbangan masyarakat secara pribadi maupun pemerintah, hingga akhirnya masjid ini berkembang sampai seperti sekarang.

Konon, menurut warga Desa Senggoro, Kecamatan Bengkalis ini, masjid kuning sebenarnya awal dibangun tidak diberi nama oleh Panglima Minal.

Selesai membangun masjid ini Panglima Minal bersama istrinya juga menanam pohon kenanga di sisi kanan dan kiri masjid.

Saat itu, Panglima Minal berkata warna bunga kenanga yang pertama kali berbunga akan di jadikan nama Masjid.

"Ternyata bunga cempaka warna kuninglah yang duluan berbunga, maka panglima Minal memberikan nama Masjid Kuning," kata Azhar.

Baca Juga: Meski Wabah, Pemprov Kepri Upayakan Masjid Tetap Buka Selama Ramadan

Pohon inilah kemudian tumbuh besar dan bunga-bunga kenanga berwarna kuning terus berguguran di atas masjid, sehingga lama-kelamaan menutupi masjid tersebut.

Salah satu situs sejarah dan kebudayaan peninggalan tokoh terdahulu ini bisa diakses kapan saja dan oleh siapa saja. Masjid ini masih kokoh berdiri dan digunakan sebagai sarana ibadah umat muslim.

Jika berkunjung ke Kabupaten Bengkalis, masjid ini bisa jadi salah satu referensi tujuan wisata sejarah untuk mengenal lebih dalam kisah-kisah lampau.

Pengurus masjid dan warga setempat juga ramah-ramah dan menjunjung tinggi adab dan adat istiadat kepada para tamu.

Kontributor : Panji Ahmad Syuhada

Load More