Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 15 Maret 2021 | 08:00 WIB
Ilustrasi aplikasi transaksi bitcoin di telepon seluler. [Shutterstock]

"Dalam hal ini, bukan hanya Bitcoin, tetapi juga mempengaruhi kenaikan harga Ethereum. Karena permintaan Ethereum juga meningkat," ujar Oscar Darmawan.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa Bitcoin masih akan mungkin kembali melewati level tertingginya dalam waktu dekat, karena orang-orang memprediksi harga Bitcoin jauh lebih tinggi dari harga sekarang.

Hal tersebut seperti perkiraan JP Morgan yang memperkirakan hingga Rp 2,4 miliar.

"Ini kemungkinan besar terjadi karena masih ada sederet perusahaan-perusahaan lain yang ingin membeli Bitcoin. Mereka ingin mencatatkan kenikan aset seperti apa yang dilakukan oleh Tesla, Microstrategy dan beberapa perusahaan-perusahaan lainnya yang sudah membeli Bitcoin," jelasnya.

Ia mengungkapkan bahwa khusus di Ethereum, permintaan dan batasan supply juga akan terjadi dalam waktu dekat ini. Pembatasan supply dengan membakar atau burn sejumlah Ethereum dalam upgrade Ethereum yang disebut dengan EIP-1559.

Oscar menyebutkan bahwa pengembang atau developer Ethereum telah mengkonfirmasi bahwa hal itu akan terjadi pada Juli atau Agustus 2021.

"Karena selama ini, kekurangan Ethereum dibandingkan Bitcoin adalah supply atau pasokan yang tidak terbatas. Namun, Ethereum terus berbenah. Pengembang Ethereum menyatakan akan membakar atau burn Ethereum dalam upgrade EIP-1559. Itu menyebabkan supply akan berkurang, sehingga harganya bisa naik," jelasnya.

Menurutnya, Bitcoin dan Ethereum kemungkinan besar masih akan mengalami peningkatan harga karena faktor-faktor tersebut. Meski di awal 2021 keduanya sudah mencatatkan kenaikan lebih dari 130 persen.

“Kita tetap dapat selalu membeli Bitcoin dan Ethereum karena 1 BTC atau 1 Ether bisa diperjualbelikan dalam bentuk pecahan desimal 0,000000000001. Sehingga bisa dibeli dengan Rp 10 ribu saja," terangnya. (Antara)

Load More