SuaraRiau.id - Suku Sakai merupakan penduduk asli di Riau. Memiliki makanan khas yang tetap dilestarikan dan dijaga cita rasanya secara turun temurun.
Namanya Mengalo. Kuliner ini dibuat dari ubi racun yang diolah dengan baik oleh masyarakat adat suku Sakai.
Mungkin bagi sebagian orang rasa ubi mengalo ini agak aneh. Namun siapa sangka Mengalo merupakan makanan favorit yang lezat dan tetap dilestarikan Suku Sakai sampai ke anak cucu.
Mengalo merupakan makanan utama dari Suku Sakai. Proses pembuatannya pun melalui proses yang cukup panjang.
Mula-mula, ubi beracun yang baru dicabut dari pohonnya dibersihkan. Kemudian direndam selama kurang lebih tiga hari. Diparut, diperas, kemudian dikeringkan dan disangrai dalam wajan besi.
Maka hasilnya berupa serbuk yang menyerupai kerak nasi ataupun tepung kasar. Cita rasa Mengalo memang agak hambar dan agak apek. Makanan khas ini bisa disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Menurut warga Sakai, Herman, makan Ubi Mengalo sudah menjadi tradisi mereka sejak dahulu. Sejak kecil, ia sudah diajarkan keluarganya untuk mengkonsumsi Mengalo.
"Mengalo ini makanan pokok kami, rasanya enak. Makanan ini dibuat dari ubi racun yang diolah dan bisa tahan lama," kata Herman warga Sakai di Duri, Sabtu (13/3/2021).
Ia menjelaskan, memakan Mengalo lebih nikmat jika dicampur dengan gula merah cair. Mengalo ini merupakan makanan pokok masyarakat adat suku Sakai di Riau.
Baca Juga: Penyebab Satpam LAM Pekanbaru Nekat Lakukan Teror Kepala Anjing
"Kalau makan tak ada Mengalo tak lengkap rasanya," tutur dia.
Hingga kini, makanan khas Suku Sakai tersebut masih tetap dilestarikan sampai ke anak cucu suku sakai di Riau.
Masyarakat Sakai merupakan suku asli di Riau, mereka tersebar di sebagian wilayah di bumi Lancang Kuning.
Di Duri, Kabupaten Bengkalis sendiri, terdapat perkampungan yang wilayahnya dihuni sebagian besar Suku Sakai.
Di sana terdapat rumah adat hingga hutan adat suku Sakai yang masih dijaga keasriannya. Namanya Desa Kesumbo Ampai, Kecamatan Bathin Solapan.
Aktivitas pembuatan Mengalo masih saja dilakukan warga Sakai. Terutama pada peringatan-peringatan hari besar dan acara adat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Natal 2025, BRI Peduli Salurkan Puluhan Ribu Paket Sembako untuk Masyarakat
-
5 Mobil Toyota Bekas Selain Avanza, Fungsional dan Efisien untuk Keluarga
-
Viral Video Bernarasi Debt Collector Lepaskan Tembakan di Pekanbaru, Ini Kata Polisi
-
10 Mobil Kecil Bekas Murah untuk Pemula: Muat 4 Orang, Mudah Dikendalikan
-
Libur Panjang Anti Khawatir, BRI Optimalkan 1,2 Juta BRILink Agen hingga Super Apps BRImo