SuaraRiau.id - Pulau Beting Aceh merupakan salah satu pulau kecil yang terletak di Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis. Tidak banyak orang yang tahu kalau pasir pantai Beting Aceh ini bisa berbisik, tepatnya berbunyi jika disentuh.
Pulau tersebut memiliki nuansa berwarna putih dari setiap sudut mata memandang, yang terpantul hanyalah putihnya pasir yang mengelilingi pulau kecil indah itu.
Fenomena cukup langka ini bisa dirasakan ketika menyentuh pasir yang ada di tepian pantai tersebut. Setiap sudutnya, terpantul putihnya pasir yang mengelilingi pulau. Jika air laut surut, maka akan muncul daratan pasir seluas lapangan sepakbola.
Pulau yang terletak di hamparan Selat Malaka ini memiliki luas empat hektare. Sebagai salah satu pulau terluar di Indonesia, objek wisata yang masih belum berpenghuni tersebut terlihat sangat menakjubkan.
Kawasan tersebut sering menjadi tujuan wisatawan saat bertandang ke Pulau Rupat. Jika tak mampir ke sini, rugi rasanya sebab hanya butuh waktu beberapa jam lagi untuk bisa sampai ke Beting Aceh.
Dari sejarahnya, pulau ini diperkirakan muncul karena adanya sedimentasi air laut yang membawa pasir menumpuk hingga menjadi sebuah pulau. Beting artinya gundukan pasir memanjang, namun karena berlangsung lama akhirnya membentuk sebuah pulau.
Untuk namanya sendiri memang cukup aneh, pasalnya membawa nama Aceh padahal pulau ini berada di Riau. Ternyata menurut warga, nama Beting Aceh ini diperkirakan karena pada mulanya tempat ini dihuni oleh masyarakat yang berasal dari Aceh.
"Cerita-cerita terdahulu, pulau ini ditemukan dan ditempati oleh orang dari Aceh," tutur Edison, warga Rupat Utara, baru-baru ini.
Ia menyebut, bahwa pulau Beting Aceh merupakan pulau yang tidak berpenghuni. Namun lokasi ini kerap kali jadi tujuan wisatawan jika berkunjung ke Rupat.
"Warga sini ada menyewakan perahu untuk sampai ke sana, dari Rupat kita nyeberang sedikit lagi," tuturnya.
Wiisata bahari Pulau Beting Aceh ini keindahannya tidak kalah dengan Gili Trawangan Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Jika berkunjung ke sana, para wisatawan akan disambut dengan hamparan pasir putih memadukan keindahan Pulau Beting Aceh serta warna laut yang hijau membiru di sekelilingnya. Keindahan seakan mengunci pandangan agar tidak mengalihkan tatapan.
Apalagi kian dekat, aroma keindahan pulau yang hingga kini belum tahu mengapa diberi nama Beting Aceh, semakin terasa.
Wisatawan dijamin akan puas mengabadikan keindahan yang memang sangat indah yang memang belum pernah dilihat sebelumnya.
Biasanya, jika berkunjung Pulau Beting Aceh ini, warga setempat yang membawa wisatawan ini akan mampir sejenak ke pulau Babi yang bersebelahan dengan Beting Aceh.
Di pulau Babi ini juga tidak ada penduduk yang tinggal disana, keasrian alamnya masih sangat terjaga. Hanya saja pinggir pantai pulau Babi tidak berpasir seperti di Pulau Beting Aceh.
Pantai yang indah dengan berbagai aktifitas nelayan menjadi daya tarik tersendiri. Bila berminat, pelancong dapat langsung menawar hasil tangkapan nelayan untuk dibuat ikan bakar, bekal menikmati malam dipinggir pantai.
Salah satu andalannya adalah ikan talang, selain gurih, ikan ini juga tidak banyak duri. Cocok disantap beramai-ramai dengan cara dibakar, karena ikan ini biasanya mempunyai berat tiga sampai empat kilogram.
Ingin lebih seru lagi, berbagai hiburan juga ditawarkan, pengunjung bisa merasakan serunya menaiki banana boat atau berkuda menyusuri garis pantai, yang ingin mencoba sensasi berbeda bisa juga melakukan kursus singkat menaiki selancar layar.
Bagi pelancong dari jauh tidak perlu khawatir, disana banyak penginapan-penginapan yang dapat dipilih dengan harga bervariasi.
Selain itu jangan lupa singgah di objek wisata bahari Pantai Ketapang, Desa Sungai Cingam, Kecamatan Rupat. Arahnya, sebelah kiri jika kita pulang dari Tanjung Medang. Jika kita sudah sampai di depan kantor Kepala Desa Sungai Cingam, ikuti saja jalan tersebut karena akan mentok di bibir pantai yang konon jauh lebih indah dan mempesona dibandingkan Pantai Cermin di Provinsi Sumatera Utara.
Namun begitu, ternyata keindahan hamparan pasir putih Pulau beting Aceh yang karena kabarnya orang yang pertama tinggal disini adalah orang aceh, belum didukung sarana transportasi yang memadai
Apalagi Untuk sampai ke lokasi, butuh waktu sekitar tiga sampai empat jam perjalanan setelah menyeberang selama setengah jam dari Pelabuhan Roro Dumai ke Pulau Rupat.
Waktu tempuh ke Pulau Beting Aceh dari dermaga Tanjung Medang tidak lama. Tapi, hingga saat ini tidak ada alat transportasi khusus ke sana. Hal ini dapat dimaklumi, karena pulau kecil itu tidak ada penghuninya.
Meskipun tidak ada alat transportasi khusus, tetapi tidak perlu khawatir tidak bisa berwisata ke Rupat Utara. Kita bisa menggunakan jasa warga dengan menggunakan perahu motor kecil atau boat pancung, begitu warga sana menyebutnya. Tentunya dengan mencarter atau menyewanya.
Cara sampai ke Rupat Utara
Untuk sampai ke Rupat Utara terlebih dahulu, ada dua alternatif lewat jalur darat atau lewat jalur laut.
Bila memilih jalur darat, tentunya terlebih dahulu harus menyeberang lewat pelabuhan roll on-roll off (Ro-Ro) dari kota Dumai menuju pelabuhan Tanjung Kapal (Kecamatan Rupat). Kemudian melanjutkan perjalanan dengan mobil atau sepeda motor.
Atau, untuk alternatif lain (jalur laut), menggunakan transporasi laut dari Pelabuhan Dumai. Yaitu dengan speed boat penumpang umum menuju Pelabuhan Tanjung Medang Rupat dengan ongkos Rp 150 ribu dan waktu tempuh 2,5 jam.
Atau kurang lebih sama jika menggunakan jalu darat dari pelabuhan Ro-Ro Dumai, dengan catatan Ro-Ro beroperasi setiap hari dan waktunya terbatas. Cuma pagi sampai pukul 18.00 WIB.
Kontributor : Panji Ahmad Syuhada
Berita Terkait
-
Pantai Tanjung Aan: Pesona Pantai Berpasir Putih di Lombok
-
Menikmati Liburan di Pantai Senggigi yang Kaya Akan Pesona Alam Bawah Laut
-
Pantai Carolina, Eksotisme Pasir Putih yang Bersanding dengan Air Laut Biru
-
Bukan Cuma Gili Trawangan! Eksplor 10 Surga Tersembunyi di Lombok
-
Bulog Tandatangani Nota Kesepahaman dengan Pemkab Bengkalis, Bukti Komitmen Ketersediaan dan Keterjangkauan Komoditi
Tag
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Video Pasien 'Ditolak' Berobat di Siak Ternyata Benar Adanya, Puskesmas: Miskomunikasi
-
Akhir Pelarian Nader Taher, Terpidana Korupsi Rp35 M yang Sempat Ganti Identitas
-
Menteri UMKM Apresiasi BRI yang Tetap Konsisten Mendukung Sektor UMKM
-
Viral Emak-emak di Siak Ditolak Berobat gegara Tak Bawa KTP, Ini Penjelasan Puskesmas
-
Kasus Korupsi Flyover Simpang SKA, Pensiunan PNS hingga ASN PUPR Riau Diperiksa