SuaraRiau.id - Pernahkah mendengar tanaman jernang? Tanaman endemik Riau ini merupakan salah satu bahan pembuatan lipstik.
Jernang atau tanaman yang berjuluk darah naga ini masih berkerabat dekat dengan tanaman rotan. Selain bahan lipstik, jernang juga dipakai sebagai bahan baku dari obat-obatan, kosmetik, dan pewarna pakaian atau perabot.
Walaupun kini lebih banyak pengrajin kayu menggunakan bahan pewarna sintetis, jernang masih digunakan sebagai pewarna biola karena warnanya yang khas.
Menurut Hendriyanto (41) seorang pencari jernang hutan, untuk mendapatkan pewarna alami ini, pengolah jernang harus memukul-mukul kumpulan buah jernang yang ditempatkan dalam sebuah keranjang kecil.
"Dalam bahasa lokal disebut pangisai atau pangguncang jonang," tutur Hendriyanto.
Hal ini dilakukan agar getah atau resin jernang yang menempel di buahnya dapat luruh. Proses ini biasanya dilakukan sebanyak 2 kali, agar seluruh getah jernang yang menempel di kulit buahnya dapat diambil.
"Jadi harus kita pukul-pukul supaya bisa diambil getahnya," jelasnya.
Setelah seluruh resinnya diperoleh, pengolah jernang akan membiarkannya selama satu hari penuh, hingga seluruh resin jernang mengkristal. Jika ingin mendapatkan warna lebih merah pekat, dapat juga diendapkan bersama air panas.
Buah jernang yang sudah diambil getahnya, masih dapat diolah kembali. Para pengolah jonang akan menumbuk buah jernang hingga menjadi bubuk atau disebut tepung jonang.
Hendriyanto menambahkan harga resin jernang dan tepung jernang tidak jauh berbeda.
"Kini harga jernang di pasaran berkisar Rp 2 juta per kilogramnya." ujarnya.
Budidaya Jernang
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau, Mamoon Murod menanam pohon jernang bersama Kelompok Tani Hutan (KTH).
Jernang tersebut merupakan hasil pembibitan yang dilakukan masyarakat Desa Air Buluh, Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).
Tanaman bernama latin Daemonorops draco ini, ditanam di sebuah lahan milik masyarakat yang dikelilingi kebun sawit, baik milik korporasi maupun milik individu.
Murod yang menghadiri acara Panen Jernang, Adopsi Pohon, dan Peresemian Sekolah Tani Hutan inisiasi Yayasan Hutan Riau, pada Selasa (26/1/2021), berharap program tersebut mampu mendorong partisipasi masyarakat menyelamatkan hutan, khususnya Hutan Lindung Bukit Betabuh.
Berita Terkait
-
Siapa Dimas Eka Yuda? Sosok di Balik Viralnya Dhika 'Aura Farming' Pacu Jalur
-
Momen Melly Mike Perform Bareng Dikha Aura Farming di Penutupan Pacu Jalur 2025
-
Miris! Tambang Ilegal di Kuantang Singingi Terekam Satelit Google, Sungai Keruh Bak Comberan
-
Batik Kuansing, Ikon Budaya Pacu Jalur yang Bisa Dibawa Pulang
-
Kreator Lokal, Pahlawan Sunyi di Balik Viral-nya Pacu Jalur
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
BRI dan Danantara Bersinergi Bantu Korban Bencana Alam di Pulau Sumatra
-
5 Mobil Suzuki Bekas 50 Jutaan, Mesin Terkenal Bandel dan Perawatan Mudah
-
Daftar Lengkap Daerah Rawan Banjir di Riau, Tetap Waspada!
-
5 Mobil MPV Bekas Tampilan Futuristik dan Elegan, Terbaik untuk Keluarga
-
5 Mobil MPV Bekas Murah dengan Fitur Modern, Nyaman Diajak Jalan Jauh