SuaraRiau.id - Dua calon penumpang Sriwijaya Air SJ182, yang terdaftar di manifest tragedi Sriwijaya Air, atas nama Paulus Yulius Kollo (24) dan Indra Wibowo (21) tak jadi berangkat dengan pesawat nahas tersebut.
Keduanya tak jadi naik Sriwijaya Air SJ182 dikarenakan tes swab yang mahal, sehingga membatalkan menggunakan pesawat naas itu dan memilih menggunakan angkutan kapal motor Lawit.
"Kami berdua harusnya berada di pesawat Sriwijaya Air, tetapi batal karena biaya tes usap yang mahal, untuk yang hasilnya tiga hari saja sebesar Rp 1,3 juta, sementara yang untuk enam jam sudah ada hasilnya sebesar Rp 2,6 juta, sehingga pihak perusahaan menyuruh kami memilih naik KM Lawit yang kebetulan Selasa (8/1/2021) sore itu juga berangkat," kata Paulus dikutip dari Antara, Selasa (12/1/2021).
Paulus Yulius Kollo adalah salah seorang warga Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Indra Wibowo asal Aceh Tenggara.
Paulus menceritakan, selama dalam perjalanan tidak ada sinyal sama sekali, sehingga tidak mengetahui kejadian atau musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang seharusnya mereka tumpangi itu.
"Ketika KM Lawit berada di muara sungai dekat Pontianak saya pun mendapatkan notifikasi telepon dari orang tua di Kupang, karena khawatir saya lalu menghubungi mereka, dari situlah baru diketahui bahwa pesawat yang harusnya saya tumpangi itu mengalami kecelakaan," ungkapnya.
Dia menceritakan, dia dan temannya tidak melakukan pembatalan pada maskapai Sriwijaya Air, sehingga pihaknya tetap terdaftar dalam penumpang pesawat yang mengalami kecelakaan tersebut.
"Kami sebenarnya berenam, empat langsung berangkat ke Pontianak, sementara saya sama teman Indra tertahan karena hanya mencantumkan tes antigen, sementara Pemprov Kalbar mengharuskan tes swab, sehingga jadwal penerbangan diubah menjadi 9 Januari 2021, karena biaya tes usap mahal, maka pihak kantor menyarankan kami menggunakan KM Lawit yang berangkat, Jumat sore (8/1/2021)," ujarnya.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest penerbangan, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Menpan-RB Kode CPNS 2025 Kembali Dibuka, Ini Cara Daftar dan Syaratnya
-
Dulu Raja Rokok Hingga Saham, Kini Gudang Garam Berada di Tepi Jurang
-
Burden Sharing Kemenkeu-BI Demi Biayai Program Prabowo
-
Skandal Domino Menteri Kehutanan: Beneran Nggak Kenal atau Tanda Hilangnya Integritas?
-
Mikel Merino Hattrick, Spanyol Bantai Turki Setengah Lusin
Terkini
-
Giliran DANA Kaget Bernilai Ratusan Ribu, Segera Cek 5 Link Kejutannya
-
Prominent Awards 2025 Nobatkan PNM sebagai Lembaga Pembiayaan Perempuan Terbesar Dunia
-
7 Link DANA Kaget Hari Minggu, Segera Klaim untuk Tambahan Uang Belanjamu
-
BRI Dorong Keuangan Inklusif untuk UMKM Lewat Desa BRILian dan Rumah BUMN
-
CEK FAKTA: Ahmad Sahroni Pingsan Dilarikan ke RS usai Rumah Dijarah, Benarkah?