SuaraRiau.id - Abu Bakar Baasyir bebas pekan ini. Bebasnya narapidana terorisme tersebut mendapat perhatian dari pemerintah Australia.
Bahkan Australia tersebut tampak cemas dengan mengeluarkan pernyataan kepada pemerintah Indonesia.
Sikap itu diungkapkan langsung Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dikutip dari Reuters, yang mengingatkan Pemerintah Indonesia untuk memastikan agar pembebasan Abu Bakar Baasyir tak menjadi ancaman.
“Kami sudah menjelaskan atas sikap dan perhatian melalui Kedutaan kami di Jakarta, agar individu (Abu Bakar Baasyir) seperti itu harus dicegah untuk menghasut orang lain melakukan serangan di masa depan terhadap warga sipil yang tidak bersalah,” katanya dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Rabu (6/1/2021).
Perhatian pemerintah Australia terhadap Abu Bakar Baasyir tak lepas dari peristiwa bom Bali yang menewaskan sekira 200 orang dan cukup banyak dari warga Australia yang tengah berlibur di pulau Dewata.
Aksi pemboman di Bali diduga dilakukan oleh kelompok Jamaah Islamiyah yang diduga dipimpin oleh Jamaah Islamiyah yang dipimpin Abu Bakar Baasyir.
Kelompok tersebut turut diduga memiliki afiliasi dengan jaringan Al Qaeda. Bebasnya Abu Bakar Baasyir menurut pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Kertopati NH, dilakukan pemerintah atas dasar kemanusiaan.
Jika dilihat dari umur Abu Bakar Baasyir yang telah menginjak usia 81 tahun menjadi pertimbangan atas pembebasan terpidana kasus teroris.
“Dibebaskannya Abu Bakar Baasyir dilakukan pemerintah berdasarkan kemanusiaan. Abu Bakar Baasyir sudah sepuh,” kata Nuning saat dihubungi Hops.id, Selasa (5/1/2021).
Lebih lanjut Nuning menegaskan, jika pemerintah telah baik melakukan pembebasan atas dasar kemanusiaan, penting bagi Abu Bakar Baasyir untuk tetap mengingat kesalahannya hingga divonis 15 tahun penjara pada 2011 lalu.
Putra ketiga Abu Bakar Baasyir, Abdul Rochim menyambut baik keputusan pemerintah yang membebaskan ayahnya dari tahanan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Namun, di balik semua itu, ada satu kisah yang sulit dia lupakan. Yakni, ‘hadangan tangan’ Wiranto yang membuat Baasyir batal bebas lebih awal.
Dua tahun lalu, atau tepatnya menjelang Pilpres 2019, Presiden Jokowi pernah membuka peluang untuk membebaskan Abu Bakar Baasyir secara bersyarat. Faktor usia dan kesehatan diyakini menjadi pertimbangan utamanya. Namun, kala itu, Wiranto mematahkan rencana tersebut.
Berita Terkait
-
Ranking BWF Ganda Campuran: Jafar/Felisha Masuk 10 Besar usai Tembus Final Australia Open 2025
-
3 Rekomendasi Sunscreen Australia yang Cocok Dipakai Orang Indonesia di Usia 40 Tahun
-
Jadi Finalis Australia Open 2025, Jafar/Felisha Ingin Tampil Lepas di SEA Games 2025
-
Fajar/Fikri Bangga Juniornya Juara Australia Open 2025, Optimistis Masa Depan Ganda Putra
-
Juara Australia Open 2025, Raymond/Joaquin Ungkap Target Selanjutnya
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
4 Mobil Suzuki Bekas 50 Jutaan untuk Harian Keluarga: Anti Rewel, Serba Hemat!
-
PSPS Pekanbaru Datangkan 3 Pemain Asing Baru, Ini Sepak Terjangnya
-
5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta yang Fungsional seperti Honda Brio, Lebih Irit!
-
5 Mobil Bekas 60 Jutaan untuk Keluarga, Dikenal Efisien dan Hemat Perawatan
-
Polda Riau Kirim Peralatan untuk Bantu Penanganan Bencana di Aceh dan Sumbar