SuaraRiau.id - Warga sebuah desa dibuat kebingungan lantaran tak bisa mengakses internet selama 18 bulan lamanya. Padahal, teknisi setempat rajin melakukan perbaikan.
Hal ini membuat warga Desa Aberhousan, yang terletak di dekat Machynlleth, Wales, secara teratur mengajukan komplain soal jaringan internet.
Setiap hari sekitar pukul 7 pagi, konektivitas broadband di seluruh desa akan melambat bahkan hingga berhenti.
Selama satu setengah tahun, para penduduk secara teratur mengajukan komplain kepada penyedia internet di desa tersebut, yang akan mengirimkan teknisinya untuk mengecek dan memperbaiki masalah.
Baca Juga: Meski Pandemi, Link Net Catatkan Pertumbuhan Permintaan Pelanggan Baru
Anehnya, ketika insinyur itu tiba, jaringan biasanya ditemukan bekerja secara normal. Tetapi para penduduk terus komplain dan bahkan teknisi lokal telah mengganti sebagian besar kabel yang melayani area tersebut.

Pada akhirnya, operator jaringan digital asal Inggris Openreach membawa tim teknik untuk menemukan masalahnya. Tim tersebut memutuskan untuk melakukan jalan-jalan pagi ke desa untuk melihat-lihat.
Setelah menyusuri semua jalan di desa, tim melakukan tes terakhir untuk melihat apakah masalah disebabkan oleh fenomena, yang dikenal sebagai SHINE (Single High-level Impulse Noise), di mana gangguan listrik dihilangkan dari peralatan yang dapat berdampak pada konektivitas broadband.
"Dengan menggunakan perangkat yang disebut Spectrum Analyzer, kami berjalan mondar-mandir di desa dalam hujan lebat pada pukul 6 pagi untuk melihat apakah kami dapat menemukan gangguan listrik untuk mendukung dugaan kami. Dan pada jam 7 pagi, hal itu terjadi. Perangkat kami mendeteksi ledakan besar gangguan listrik di desa," kata Michael Jones, insinyur dari Openreach, seperti dikutip IFL Science, Rabu (6/1/2021).
Saat sumber gangguan dilacak, perangkat menunjukkan ke TV lawas milik salah satu penduduk. Rupanya, setiap pagi pukul 7, penghuni rumah akan menyalakan TV lawas yang mampu melumpuhkan broadband di seluruh desa.
Baca Juga: Larangan FPI Beredar di Internet, Dewan Pers: Pemberitaan Tak Bisa Dilarang
"Seperti yang dapat dibayangkan, ketika kami menunjukkan hal ini kepada penduduk, mereka merasa malu karena TV bekas mereka yang lawas menjadi penyebab masalah broadband di seluruh desa dan mereka setuju untuk mematikannya dan tidak menggunakannya lagi," tambah Jones.
Tim mencatat bahwa hal ini sering tidak terpikirkan banyak orang dan banyak perangkat dapat menyebabkan masalah serupa karena memiliki frekuensi yang hampir sama dengan WiFi.
Berita Terkait
-
Telkomsat Wujudkan Pemerataan Digital Lewat Layanan Internet Gratis untuk Pendidikan
-
Telkom Masih Kaji Dampak Tarif Trump ke Naiknya Harga Internet
-
Buruan Klaim Link DANA Kaget Terbaru Hari Ini, Dapat Saldo Gratis Buat Beli Kuota!
-
Riset Ungkap Indonesia Jadi Negara Pendengar Podcast Nomor Satu di Dunia
-
Riset Ungkap Orang Indonesia Suka Tonton Video Online Berupa Konten Musik hingga Komedi-Viral
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- 7 Rekomendasi Sabun Pemutih Wajah, Harga Terjangkau Kulit Berkilau
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Jalan Tol Padang-Pekanbaru Ruas Padang-Sicincin Segera Beroperasi Penuh
-
Selamat! Saldo DANA Kaget Gratis Untukmu, Tinggal Klik Sambil Rebahan
-
Sempat Terhenti, Makan Bergizi Gratis di Dumai dan Pekanbaru Dilanjutkan Kembali
-
Mengenal Kenaf, Tanaman Dikira Ganja Sempat Gegerkan Warga Pekanbaru
-
Empat Tahanan Dugem di Rutan Pekanbaru Dipindah ke Nusakambangan