Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 16 November 2020 | 16:02 WIB
Festival Subayang 2020 digelar di kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, 14-15 November 2020. [Dok mediacenter.riau.go.id]

SuaraRiau.id - Festival Subayang telah digelar pada tanggal 14-15 November 2020. Festival ini digelar di kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang, Bukit Baling, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Guna mematuhi protokol kesehatan, peserta yang hadir ke lokasi acara, dibatasi hanya bagi 100 orang peserta atau wisatawan, dan telah disiapkan uji rapid dan swab untuk 150 sampel.

Pembukaan iven budaya ini dilakukan virtual, pada Sabtu (14/11/2020) malam.

Gubernur Riau Syamsuar merasa bangga dengan Festival Subayang ini. Hal itu ia ungkapan ketika hadir pada kegiatan tersebut, pada Minggu (15/11/2020).

Rombongan Gubernur Riau, tiba di tepian Sungai Subayang, tepatnya di Desa Gema, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, pada pukul 09.00 WIB.

Selanjutnya, melanjutkan perjalanan menggunakan sampan bermotor atau yang biasa disebut masyarakat setempat dengan sebutan robin menuju Desa Tanjung Beringin. Menghabiskan waktu tempuh 2 jam perjalanan.

"Jadi kami akan mempromosikannya bersama-sama Forkompimda. Sebelumnya kami juga telah mengunjungi danau Tepian Mahligai. Nah hari ini di Festival Subayang," kata Syamsuar seperti yang dikutip dari mediacenter.riau.go.id

Perhelatan ini menyajikan kegiatan explore destinasi wisata Batu Dinding dan acara seni pertunjukan yakni, pemutaran film pariwisata dan beberapa atraksi kesenian dari masyarakat lokal.

Kemudian, pada hari Minggu (15/11/2020) juga digelar beberapa rangkaian kegiatan yaitu, Fieldtrip Rimbang Baling menelusuri Sungai Subayang, prosesi Budaya Bukit Harimau, Makan Bajambau dan panen ikan di Lubuk Larangan.

Pada kesempatan itu Syamsuar juga menyampaikan, bahwa kedatangannya di Festival Subayang 2020, juga mengajak Putri Indonesia Pariwisata 2017, Karina Nadila.

Bertujuan guna membantu mempromosikan event itu. Ia turut merasa bangga, pasalnya menurut panitia pelaksana, Festival Subayang telah digelar lima kali, sejak tahun 2016.

"Festival Subayang cukup bagus. Banyak destinasi wisata alam yang bisa dikembangkan lagi menjadi ekowista agar bisa semakin dikenal oleh para wisatawan nusantara dan mancanegara," ucapnya.

"Keaslian nilai-nilai adat ini harus dilestarikan dan dipertahankan, juga bisa diteruskan kepada anak, keponakan kita, agar bisa terbiasa dengan yang telah dilakukan oleh orang tua sejak jaman dahulu ini," sambung Syamsuar.

Sementara, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Riau, mengungkapkan, Festival Subayang idenya, bukan kumpul-kumpul biasa. Bukan helat pelepas tanya.

Di lingkarannya, sebegitu besar harapan. Bahwa kenduri ini semoga sarat makna. Menjadi Spirit, menggugah inspirasi. Menghadirkan pikiran dan langkah baru.

"Kampar adalah bentang harapan. Kita saksikan bagaimana kecantikan alam, keunikan kultur, bersatu dalam harmoni. Sejarah, ragam peninggalan, kuliner dan permainan anak negeri. Kita mengenali aneka kesenian tradisi sampai lagu-lagu Ocu. Tak banyak daerah yang seperti Kampar. Sangat kaya dengan romansa, "ungkap Roni.

Belakangan, menurutnya, Kampar berada di barisan terdepan dalam merespon dunia kepariwisataan. Paling menarik, tentu saja, bagaimana dikelola tanpa meninggalkan kearifan lokal. Dari Lubang Kalam, terus Puncak Kompe hingga Pulau Cinta di Teluk Jering.

Load More