Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Kamis, 05 November 2020 | 13:45 WIB
Ade Armando memenuhi panggilan Polda Metro Jaya terkait meme Anies mirip Joker, Rabu (20/11/2019). (Suara.com/Arga)

SuaraRiau.id - Ade Armando malah berpandangan di tengah kecaman umat Islam terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron. Dosen Universitas Indonesia ini justru menggelorakan untuk membela Macron.

Ade Armando mengaku punya alasan kuat mengapa menganggap Macron benar. Menurut Ade Armando dia tidak sekadar dalam rangka membela, namun menjelaskan duduk masalah.

Sebab dia membaca Macron tidak sedang menyerang Islam. Hal itu setidaknya sudah ditegaskan Macron, kalau yang menjadi masalah bukanlah Islam.

“Peringatan Macron benar belaka. Kaum Islam bertanggung jawab untuk mengenyahkan kaum Islam radikal, yang membawa dunia pada petaka. Ayo terus gunakan akal sehat, karena kalau umat Islam pakai akal sehat, dunia akan selamat,” katanya seperti yang dikutip Hops.id--jaringan Suara.com, Kamis (5/11/2020).

Sebab akar masalahnya adalah Islam yang disebut sedang mengalami krisis akibat kaum ekstrimis alias radikal. Dan karena itu, katanya, perlu ada upaya membangun pencerahan Islam.

“Penyebab masalah adalah kaum ekstrimis yang telah mendistorsi Islam dan menjadikan agama sebagai pembenaran kekerasan,” tambah Ade.

Prancis sendiri turut dianggap baik oleh Ade Armando. Sebab, negara yang dipimpin Macron itu, dibela Ade Armando, justru menampung dan menyelamatkan jutaan imigran muslim secara terbuka.

Ini tentu adalah peringatan yang sangat penting.

“Umat Islam justru harus berterima kasih kepada Macron. Islam memang sedang dalam krisis, bukan cuma di Prancis, tapi di seluruh dunia. Dan kalau ini dibiarkan ini akan mendorong perang berkepanjangan dan kehancuran di dunia.”

Ade membaca jika keterbelakangan itu lahir dari cara beragama umat Islam. Di mana, krisis Islam dianggap berawal usai meninggalkan ajaran-ajaran Islam murni. Islam dianggap menjadi bodoh dan kalah karena mengabaikan perintah Allah dan teladan Nabi Muhammad.

Karena itu, sarannya, jawaban keterbelakangan terhadap muslim adalah dengan mempurifikasi ajaran Islam. Sebab umat Islam dianggap sudah menyeleweng dari rel aslinya, dan perlu dikembalikan ke ajaran aslinya.

Dia menyarankan, umat Islam itu perlu berpedoman pada ayat-ayat Alquran termasuk ucapan dan perilaku Nabi Muhammad.

“Andaipun jika itu belum cukup, ikuti saja kesepakatan-kesepakatan ulama besar di timur tengah di masa lalu. Mengapa harus para ulama berabad-abad lalu, sebab pada masa itulah para ulama masih belum terkontaminasi oleh ajaran-ajaran barat sekuler,” katanya.

Sementara di masa saat ini, siapa yang harus didengar dan diikuti? Jawabannya kata dia, para ulama yang juga tidak teracuni oleh pendidikan non Islam. Ulama yang harus diikuti kata dia adalah yang setia pada Alquran.

Adapun kelompok yang dinilai menghancurkan Islam adalah kelompok radikal atau ekstrimis, yang menganggap bahwa dunia harus diatur.

Kata Ade, mereka percaya untuk menegakkan ajaran Allah, harus bisa mengalahkan kaum non muslim; Kristen, Katolik, Yahudi, Budha, Hindu, atheis, liberal.

Menurut dia, bagi kaum Islamis radikal, dunia ini adalah medan peperangan ide, dan juga pertempuran fisik. Karena itulah mereka melarang pembangunan gereja, melarang pemuka daerah non muslim, menyingkirkan orang-orang non muslim dari lembaga stratgeis.

Termasuk membangun pendidikan seperti sekolah muslim, perumahan muslim, yang disebutnya bagian dari perang.

Inilah yang dianggap baginya sebagai krisis sesungguhnya dalam Islam. Di mana, dunia hanya dijadikan tempat untuk menegakkan hukum Allah, dan bukan sebagai wilayah bagi manusia untuk berbagi kesejahteraan bersama.

Load More