SuaraRiau.id - Selama pandemi Covid-19, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pekanbaru mencapai 468 kasus.
Catatan kasus DBD dicatat Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru sejak Januari hingga pekan pertama Oktober 2020.
Kasus terbanyak berada di Kecamatan Tenayanraya.
Data dari Diskes Kota Pekanbaru, sebagian besar pasien sudah sembuh. Hanya satu pasien yang masih dirawat.
"Ada 468, tapi sudah ditangani. Kasus meninggal yang awal dulu, yang satu itu," kata Sekretaris Diskes Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy Saragih kepada Suara.com, Selasa (13/10/2020) pagi.
Zaini menambahkan, pihaknya mengimbau agar warga selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Memberantas DBD dengan cara menjaga kebersihan lingkungan.
"Karena faktor lingkungan yang menentukan DBD," tambahnya.
Partisipasi masyarakat menjaga lingkungan sangat diperlukan. Seperti menata lingkungan agar nyamuk aedes aegypti tidak bertelur.
Masyarakat diajak supaya ikut membersihkan lingkungan bersama, melakukan 3M plus. Diskes Pekanbaru, kata dia, juga sudah lakukan penyuluhan kepada masyarakat, baik melalui dinas langsung atau melalui puskesmas.
"Kita turun ke lapangan dan langsung ke masyarakat, jadi kita tidak menunggu di puskesmas lagi. Kita wajib turun mengajak masyarakat untuk memerangi DBD. Untuk obat, saya rasa cukup, untuk penanganan DBD cukup," jelasnya.
Adapun angka kasus DBD yang tersebar di wilayah Kota Pekanbaru, yaitu Kecamatan Sukajadi 18 kasus, Kecamatan Senapelan 20 kasus, Kecamatan Pekanbaru Kota 7 kasus dan Kecamatan Rumbai Pesisir 22 kasus.
Kecamatan Rumbai 29 kasus, Kecamatan Limapuluh 36 kasus, Kecamatan Sail 7 kasus, Kecamatan Bukit Raya 53 kasus, Kecamatan Marpoyan Damai 65 kasus, Kecamatan Tenayanraya 82 kasus, Kecamatan Tampan 76 kasus, Kecamatan Payung Sekaki 53 kasus.
Kontributor: Wahyudi
Berita Terkait
-
Saat Suhu Bumi Naik, Nyamuk pun Berpesta: Awas Ancaman 'Ledakan' Demam Berdarah
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Jawa Barat Darurat DBD! Kasus Tertinggi Nasional, Kematian Mengintai: Apa yang Harus Dilakukan?
-
Tak Mau Sepelekan DBD, Arumi Bachsin Minta Ibu Jadi Garda Terdepan Lindungi Keluarga dari Nyamuk
-
Terungkap Gaya Hidup Anak Terdakwa Korupsi, Mobil Mewah hingga Rekening Ratusan Juta
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
-
4 Tipe Daihatsu Terios Bekas buat Harian Keluarga, Dibanderol Mulai 75 Jutaan
-
3 Model Honda Jazz Mulai 60 Jutaan, Cocok buat Mahasiswa dan Pekerja Muda
-
4 Mobil Bekas 30 Jutaan yang Layak Dibeli 2025: Vibes Lawas, Performa Berkelas
-
BRI Perkuat Ekosistem UMKM Modern Melalui Kolaborasi Teknologi, Pembiayaan, dan Riset di PRABU Expo