SuaraRiau.id - Salah satu pekerjaan yang menjadi bagian dari penanganan wabah Covid-19 adalah para penggali kubur jenazah Covid-19.
Para penggali kubur ini bersiaga nyaris 24 jam menyiapkan pemakaman bagi jenazah Covid-19. Setidaknya tujuh makam harus digali setiap hari guna mengantisipasi adanya jenazah.
Para penggali ini menggunakan seragam hazmat dengan protokol kesehatan ketat tentu bukan pekerjaan mudah.
Meski demikian sering kali profesi ini tidak diperhatikan selayaknya tenaga kesehatan (nakes).
Subhan Zain, seorang tenaga penggali kubur jenazah Covid-19 di pemakaman TPU Tengku Mahmud, Rumbai Pekanbaru. Ia menceritakan setiap hari harus "ngantor" di tempat pemakaman.
Subhan mengaku sudah sekitar 20 tahun lebih menjadi penggali makam.
"Jam 8 pagi sampai jam 4 sore menggali kubur, tapi ketika menggali ada yang masuk jadi kami tutup dan gali kembali. Terkadang ada yang masuk malam, harus kita kuburkan saat itu. Bahkan ini saya belum tidur, baru menguburkan jam 4 subuh," kata Subhan kepada Riauonline.co.id (jaringan Suara.com), Senin (5/10/2020).
Subhan mengaku pernah mendapat penolakan dari masyarakat saat pulang ke rumah. Warga takut profesinya sebagai penggali kubur jenazah Covid-19 ini bisa membawa virus. Namun ia meyakinkan bahwa prosesi pemakaman ini sudah menggunakan prosedur kesehatan.
Bahkan ia masih ingat, pertama kali menguburkan jenazah Tanggal 9 April 2020 Ia menguburkan sendirian tanpa rekan karena takut dengan Covid.
"Jenazah pertama saya kubur sendirian, pergi jam 5 sore pulang jam 8 pagi hanya diterangi lampu motor," katanya.
Dalam bekerja, ia menggunakan hazmat sekali pakai sebagai pengaman standar, ini membuat kesulitan sendiri sebab gerah dan berat.
"Pakaian pengamannya berat dan panas, kalau malam saja seperti mandi keringat," jelasnya.
Tantangan lain yang sering dihadapi oleh tim penggali makam adalah keluarga yang tidak terima dengan protokol pemakaman lain.
"Banyak keluarga yang sering tidak terima bahkan ada yang mencoba mendekat. Ada yang memaksa mengazankan di liang lahat. Sebisa mungkin kami tetap ingatkan untuk kebaikan mereka semua," lanjutnya.
Atas segala tantangan ini, ternyata hak-hak ekonomi mereka belum dipenuhi sepenuhnya, instentif Covid-19 sempat dijanjikan belum pernah cair.
Berita Terkait
-
Alasan Covid Dimentahkan, Pengacara Roy Suryo Sebut Jawaban Kejagung soal Eksekusi Silfester Absurd
-
'Gangguan Jiwa' COVID-19: Riset Ungkap Tekanan Mental Akibat Kesepian saat Pandemi
-
BRI Peduli Salurkan Bantuan Ambulans untuk Akses Kedaruratan Gratis di Pekanbaru
-
Eks Intelijen Sebut AdaRapat Gelap Kepada Prabowo, Mulai Pekanbaru, Bali Hingga Ambon
-
Tersangka Korupsi Masker Covid-19, Eks Wabup Sumbawa Bakal Ditahan Polisi Hari Ini?
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Klub Miliano Jonathans Selangkah Lagi Cetak Sejarah di Liga Eropa
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
Terkini
-
Harga Sawit Riau Naik Lagi, Simak Daftar Lengkap untuk Semua Umur
-
PNM Mekaarpreneur, Membuka Jalan Pengusaha Ultra Mikro Menuju Pasar Lebih Luas
-
Siapa Sosok Ideal Sekda Siak? Inilah Profil Singkat 4 Calon dan Sepak Terjangnya
-
Oknum Guru di Kampar Diduga Lecehkan 3 Siswi, Begini Modusnya
-
BRI Raih Penghargaan, CEO: Jadi Motivasi untuk Terus Menghadirkan Kinerja Terbaik