- Data per Senin (1/12) pukul 17.00 WIB, bencana banjir dan longsor di Sumatera mengakibatkan 604 meninggal dan 468 hilang.
- Operasi pencarian dan bantuan logistik sedang dilakukan tim gabungan di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatra Barat.
- Akses darat yang terputus di beberapa wilayah diupayakan dibuka kembali, sementara distribusi bantuan menggunakan jalur udara dan laut.
"BNPB mengaktifkan perangkat komunikasi darurat Starlink di Aceh Timur, Aceh Utara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Lhokseumawe, Bireuen, dan Aceh Tamiang. Mobilisasi perangkat untuk wilayah lain masih berlangsung," katanya.
Kemudian, katanya, pada Senin, BNPB mendistribusikan bantuan logistik melalui jalur laut menuju Kota Lhokseumawe.
Distribusi udara juga dilakukan untuk wilayah sulit dijangkau seperti Gayo Lues, Aceh Tamiang, dan Lhokseumawe.
"Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) telah dijalankan menggunakan pesawat Cessna Caravan. Satu unit Cessna 208B Caravan PK-SNP melakukan tiga sorti dengan total bahan semai sebanyak 1.000 kg NaCl dan 2.000 kg CaO," katanya.
Baca Juga:Pemprov Riau Resmi Siaga Darurat Hidrometeorologi hingga 31 Januari 2026
Sementara itu, katanya, di Provinsi Sumatra Barat, total pengungsi mencapai 18.624 KK atau 122.683 jiwa, dengan jumlah tertinggi di Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Tanah Datar.
BNPB bersama TNI dan Basarnas mengirim bantuan seberat 4 ton menuju Kabupaten Solok, Agam, dan Pasaman Barat pada Senin.
Bantuan yang diberikan mencakup makanan kemasan, beras, air mineral, bahan baku makanan, kasur, dan obat-obatan.
Pengiriman melalui jalur laut juga dilakukan menuju Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, yang masih terisolasi akibat akses jalan tertutup.
Pihaknya bersama pemangku kepentingan terkait terus bekerja maksimal mempercepat pencarian korban, pembukaan akses, pemulihan layanan vital, serta pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
Baca Juga:Rokan Hulu Tetapkan Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi
"Pembaruan penanganan akan disampaikan secara berkala," katanya.