Kronologi Santri di Siak Bakar Dua Teman Ponpesnya hingga Tewas

Dari penuturan salah satu korban, sebelum tewas sempat ditanyai orangtuanya terkait apa yang terjadi.

Eko Faizin
Jum'at, 22 Maret 2024 | 17:36 WIB
Kronologi Santri di Siak Bakar Dua Teman Ponpesnya hingga Tewas
Ilustrasi santri bakar rekannya di Siak. [Shutterstock]

SuaraRiau.id - Polres Siak akhirnya mengungkap kasus kebakaran pondok pesantren (ponpes) wilayah tersebut. Ternyata peristiwa tersebut merupakan kesengajaan yang dilakukan salah satu santrinya.

Santri berinisial EDP (16) rupanya menghabisi nyawa teman-temannya dengan cara membakar korban. Dua orang santri FT (18) dan NMA (14) tewas karena luka bakar hebat sedangkan SN (16) masih dalam perawatan medis karena luka bakar yang dideritanya.

"Dari keterangan yang didapat, pelaku sendirian melakukan aksinya. Atas perilakunya dua orang santri tewas satu orang lagi masih dirawat karena luka bakar," ungkap Wakapolres Siak Kompol Ade Zaldi, Jumat (22/3/2024). 

Wakapolres Siak Kompol Ade Zaldi (tengah) saat menerangkan kronologis peristiwa terbakarnya pondok pesantren di Siak yang menyebabkan dua santri tewas dan satu orang mengalami luka bakar 40 persen. [Suara.com/Alfat Handri]
Wakapolres Siak Kompol Ade Zaldi (tengah) saat menerangkan kronologis peristiwa terbakarnya pondok pesantren di Siak yang menyebabkan dua santri tewas dan satu orang mengalami luka bakar 40 persen. [Suara.com/Alfat Handri]

Tersangka EDP tega menghabisi nyawa teman mondoknya dengan cara dibakar gara-gara sakit hati lantaran kerap dipukul dan di-bully (dirundung).

Wakapolres menyampaikan jika kronologi kejadian itu bermula dari pihaknya mendapatkan laporan dari orangtua santri yang anaknya menjadi korban, Minggu (18/2/2024). 

"Dari laporan orangtua korban, maka tim langsung olah TKP. Dari hasil interogasi, keterangan saksi dan olah TKP maka kami menetapkan EDP sebagai tersangkanya," jelasnya. 

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Siak Iptu Tony Prawira menjelaskan hingga saat ini pelaku masih belum mengakui perbuatannya yang menghilangkan nyawa teman mondoknya. 

Namun, dari serangkaian introgasi pelaku, saksi dan keterangan para ahli polisi berkeyakinan bahwa EDP merupakan pelaku tunggal. 

"Hingga saat ini, pelaku tidak mengakui perbuatannya. Tapi dari hasil olah TKP, rekonstruksi ulang peristiwa, keterangan para saksi dan para ahli membuat kami berkeyakinan bahwa pelakunya adalah EDP," terang Tony. 

Dari penuturan salah satu korban, sebelum tewas sempat ditanyai orangtuanya terkait apa yang terjadi. Korban sempat bercerita ke orangtuanya dan itu direkam bahwa korban merasa disiram minyak oleh rekannya bernama EDP. 

"Kami mendapatkan informasi peristiwa terbakar itu pada siang hari. Saat olah TKP, kami merasa ada yang janggal sehingga kami mulai melakukan pemeriksaan pemeriksaan hingga kasus ini terungkap," tambah Tony. 

Saat diperiksa, EDP dalam keterangannya selalu berubah-ubah dan tidak konsisten. Bahkan, dari keterangan ahli psikolog, EDP memiliki kepribadian yang lihai, cerdik. 

"Dan EDP ini juga pribadi yang memiliki emosi yang labil, kontrol diri rendah dan berani melawan aturan dan memiliki pribadi yang memiliki ciri-ciri manipulatif atau bohong," jelas Tony.

Selain itu, polisi juga mengantongi keterangan saksi saksi dan barang bukti lainnya yang menunjukkan EDP merupakan pelaku tunggal dalam peristiwa terbakarnya ruang kamar di ponpes tersebut. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak