SuaraRiau.id - Diabetes atau penyakit gula merupakan penyakit kronis yang perlu diwaspadai. Tanda utama penyakit ini adalah meningkatnya kadar gula darah (glukosa) melebihi nilai normal.
Mengutip laman halodoc, diabetes terjadi saat tubuh pengidapnya tak lagi mampu mengambil gula (glukosa) ke dalam sel dan menggunakannya sebagai energi. Kondisi ini pada akhirnya menghasilkan penumpukan gula ekstra pada aliran darah tubuh.
Penyakit diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan konsekuensi serius, menyebabkan kerusakan pada berbagai organ dan jaringan tubuh. Contohnya organ seperti jantung, ginjal, mata dan saraf.
International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan jumlah masyarakat Indonesia dengan diabetes pada 2021 adalah 19,47 juta orang. Jumlah itu diperkirakan akan meningkat menjadi 28,57 juta orang pada tahun 2045.
Ahli Gizi lulusan University College Dublin Rachel Olsen menyebutkan ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya diabetes mulai dari faktor genetik hingga gaya hidup. Agar dapat mengurangi risiko diabetes, gaya hidup yang lebih sehat menjadi pilihan yang disarankan.
"Gaya hidup yang lebih sehat, termasuk menerapkan pola makan sehat sangat penting agar bisa mengurangi risiko diabetes,” kata Rachel dikutip dari Antara, Senin (13/11/2023).
Secara lebih rinci, ia membagikan lima kiat praktis yang bisa diikuti masyarakat Indonesia untuk mengurangi risiko diabetes dimulai dari kiat pertama yaitu memperbanyak konsumsi buah dah sayur.
Rachel menyebutkan buah dan sayur merupakan sumber serat yang baik sehingga dapat membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam darah, dengan mengonsumsi serat yang tepat maka risiko diabetes dapat ditekan.
"Pilihlah buah dan sayur yang rendah gula, mengandung antioksidan dan mineral seperti alpukat, pepaya, apel, serta pisang yang agak kehijauan (tidak lembek) dan sayuran hijau,” sebut Rachel.
Kiat praktis kedua yang disarankan oleh ahli gizi itu ialah membatasi konsumsi karbohidrat. Karbohidrat dikenal sebagai sumber energi utama, tak jarang orang mengonsumsinya paling banyak saat makan karena merasa membutuhkan energi.
Padahal karbohidrat yang dikonsumsi berlebih dapat meningkatkan risiko diabetes, untuk itu konsumsinya harus dibatasi.
“Pilihlah makanan dengan karbohidrat kompleks yang memiliki indeks glikemik rendah sehingga dicerna tubuh secara perlahan dan tidak menyebabkan kadar gula darah naik secara drastis, seperti nasi merah, quinoa atau oatmeal, ubi dan singkong,” sarannya.
Selanjutnya, untuk mengurangi risiko diabetes masyarakat disarankan mengatur jadwal makan dan camilannya secara teratur. Tujuannya agar dapat menjaga kadar gula darah tetap stabil.
“Pertimbangkan mengatur jadwal makan 3 kali sehari secara teratur dengan 2 kali cemilan pagi dan sore,” jelas Rachel.
Lalu untuk kiat keempat ialah membatasi asupan makanan dan minuman yang manis dengan anjuran dalam satu hari manusia hanya membutuhkan gula tambahan sebanyak 25 gram perhari.
Terakhir, masyarakat perlu membiasakan diri untuk berolahraga secara teratur. Tujuannya agar kadar gula darah bisa turun dan memperbaiki sensivitas insulin di dalam tubuh. (Antara)