SuaraRiau.id - Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru diwacanakan tak lagi menjadi bandara internasional, melainkan akan menjadi bandara domestik.
Menyikapi rencana pemerintah tersebut, Gubernur Riau Syamsuar buka suara. Orang nomor satu di Bumi Lancang Kuning tersebut meminta pemerintah mendukung Bandara SSK II Pekanbaru menjadi bandara internasional.
"SSK II sebagai bandara internasional telah memenuhi syarat antara lain dilengkapi dengan fasilitas Bea dan Cukai dan imigrasi untuk menangani penerbangan internasional menuju dan dari negara lainnya," kata Gubernur Syamsuar dalam keterangannya, Selasa (21/2/2023).
Syamsuar mengungkapkan, permintaan yang tertuang dalam surat bernomor 550/DPHB/1346 tersebut terkait meminta dukungan agar Bandara SSK II tetap menjadi Bandara Internasional.
Menurutnya, Bandara SSK II Pekanbaru merupakan salah satu bandara internasional di Indonesia yang memiliki kapasitas 3,5 juta penumpang per tahun.
Bahkan, dalam rangka peningkatan pelayanan transportasi udara di Riau, saat ini Bandara SSK II Pekanbaru sedang melakukan pengembangan terminal penumpang yang dapat menampung 5 juta penumpang/tahun termasuk di dalamnya perluasan terminal internasional.
"Kami di daerah, pemerintah kabupaten/kota dan Pemprov Riau, berharap agar Bandara SSK II Pekanbaru dapat tetap sebagai bandara internasional di Provinsi Riau untuk perjalanan luar negeri," sebut Syamsuar.
"Keinginan ini cukup kuat karena mempertimbangkan antara lain sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 166 Tahun 2019 tentang tatanan kebandarudaraan nasional, bahwa bandara SSK II Pekanbaru berperan sebagai simpul, dan gerbang ekonomi," sambungnya.
Selain itu sebagai alih moda transportasi, perindustrian, perdagangan/pariwisata, wawasan nusantara dan mempunyai fungsi pemerintahan dan pengusahaan serta penggunaan Internasional dan domestik dengan hirarki pengumpul skala pelayanan sekunder.
Bahkan posisi geografis Riau yang strategis berada di tengah-tengah Pulau Sumatera yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura serta memiliki kultur melayu dalam melakukan kegiatan perdagangan dan pekerja yang telah berlangsung secara turun temurun.
"Faktor lain yang mendukung Bandara SSK II sebagai bandara internasional adalah pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau terus berlanjut sejalan dengan perekonomian makin baik dan aktifitas perekonomian domestik terkait pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau pada 2021 sebesar 3,36 persen meningkat menjadi 4,75 persen pada 2022," katanya.
Selain itu Provinsi Riau berkontribusi sebesar 5,12 persen terhadap perekonomian nasional, sekaligus merupakan provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia atau PDRB terbesar kedua di luar Pulau Jawa.
Pemprov Riau mendorong sasaran indikator makro dalam mempercepat pemulihan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional dengan faktor pendorong, yakni daya beli masyarakat diperkirakan akan meningkat pasca pandemi Covid-19 sehingga berdampak pada meningkatnya konsumsi masyarakat.
"Investasi juga terus tumbuh dengan adanya pengembangan Kawasan Industri Dumai dan pembangun infrastruktur jalan tol, serta Provinsi Riau merupakan Provinsi dengan realisasi investasi terbesar ke-5 di Indonesia atau realisasi investasi terbesar di Pulau Sumatera," ucap Syamsuar.
Untuk operasional Bandara Sultan Syarif Kasim II, diantaranya meliputi total rute destinasi yaitu Kuala Lumpur, Melaka dan Singapura atau mencapai 75 persen dibandingkan izin rute yang telah terbit.
Maskapai yang telah malayani penerbangan reguler diantaranya Batik Air Malaysia (Malindo), Scoot Tiger Alrways, Malaysia Airlines, Air Asia Malaysia dan Citilink Indonesia.
"Tingkat keterisian penumpang Internasional secara kesefuruhan adalah sebesar 90 persen dibandingkan total kapasitas seat yang disediakan oleh maskapal," tegas dia.
Diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan wacana untuk mengurangi jumlah bandara internasional di Indonesia dari 32 bandara menjadi 14-15 bandara, termasuk Bandara Pekanbaru.
Dengan pengurangan bandara internasional tersebut, Erick Thohir ingin meningkatkan pergerakan domestik dan meningkatkan mobilitas perjalanan wisata dalam negeri. (Antara)