Usai Dukun, Pesulap Merah Bongkar Rahasia Pawang Hujan: Buka Google Ramalan Cuaca

Fenomena pawang hujan di Indonesia belakangan ini cukup marak, setelah kemunculan Rara Isti Wulandari.

Eko Faizin
Senin, 08 Agustus 2022 | 10:44 WIB
Usai Dukun, Pesulap Merah Bongkar Rahasia Pawang Hujan: Buka Google Ramalan Cuaca
Marcel Radhival alias Pesulap Merah saat menjadi bintang tamu di podcast Deddy Corbuzier. [Tangkapan layar/Youtube Deddy Corbuzier]

SuaraRiau.id - Nama Pesulap Merah menjadi sosok yang mengagetkan publik lantaran kerap membongkar praktik perdukunan di Indonesia.

Bahkan, pria bernama asli Marcel Radhival itu saat ini sering tampil di sejumlah podcast. Ia membahas praktik abal-abal para dukun, yang dinilai penuh dengan kebohongan.

Hal inilah yang Pesulap Merah berseteru dengan salah satu praktisi pengobatan alternatif, Gus Samsudin hingga padepokannya ditutup massa, karena diduga berbohong.

Ternyata, Pesulap Merah tidak hanya membongkar praktik perdukunan saja. Dia juga ikut menguliti rahasia orang-orang yang mengaku sebagai pawang hujan.

Menurutnya, pawang hujan saat ini bukan lagi profesi yang lekat dengan dunia gaib, melainkan bisa dipraktikkan oleh siapapun dengan bantuan teknologi.

Hal tersebut diungkapkan dalam podcast Arie Untung beberapa waktu lalu.

Potongan video tersebut lalu diunggah ulang oleh akun instagram @kepoin_trending.

Dalam video itu, Pesulap Merah mengatakan bahwa sebenarnya profesi pawang hujan saat ini tidak ada kaitannya dengan dunia gaib atau kekuatan mistis.

“Pawang hujan itu kan sebenarnya (kemungkinannya) 50:50 kan yah? 50 persen berhasil, 50 persen gagal,” ujar Marcel, seperti dikutip Hops.id--jaringan Suara.com pada Senin (8/8/2022).

Mendengar penjelasan awal Marcel tersebut, Arie Untung lalu mengiyakan. Menurut dia, kemungkinan 50 persen berhasil dan 50 persen gagal pada profesi pawang hujan sangat masuk akal.

Karena itulah, lanjut Marcel, untuk menjadi pawang hujan di zaman sekarang sangatlah mudah Tidak diperlukan ilmu atau kekuatan gaib khusus. Cukup hanya mengandalkan teknologi.

Menurut dia, jika seorang pawang hujan diminta untuk mengatasi cuaca di tanggal tertentu oleh calon kliennya, ia akan berpura-pura mengecek jadwal di tanggal tersebut.

Namun pawang hujan tersebut tidak benar-benar mengecek jadwal, melainkan melihat ramalan cuaca di aplikasi telepon seluler.

“Sebenarnya (pawang hujan itu) tidak ngecek jadwal, tapi buka Google (lihat) ramalan cuaca,” ungkap Marcel Radhival.

Ia melanjutkan, jika menurut ramalan cuaca di tanggal tersebut akan turun hujan, si pawang hujan tersebut akan berpura-pura mengatakan kepada kliennya kalau dirinya sudah ada agenda di tanggal itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini