MUI soal Ramalan Paranormal di Pencarian Anak Ridwan Kamil: Jangan Didengarkan, Haram!

Terkait tindakan tersebut, Rara pawang hujan pun dinilai tak berempati dengan apa yang terjadi.

Eko Faizin
Minggu, 29 Mei 2022 | 16:36 WIB
MUI soal Ramalan Paranormal di Pencarian Anak Ridwan Kamil: Jangan Didengarkan, Haram!
Selebaran tentang anak Ridwan Kamil yang hilang. (20 Minuten)

SuaraRiau.id - Video pembaca tarot Rara Isti Wulandari belakangan menjadi perhatian lantaran meramal anak Ridwan Kamil yang hilang terseret arus Sungai Aare di Kota Bern, Swiss beberapa hari lalu.

Terkait tindakan tersebut, Rara pawang hujan pun dinilai tak berempati dengan apa yang terjadi.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat ikut angkat bicara terkait apa yang dilakukan wanita yang dikenal setelah event MotoGP tersebut.

Rara saat ramal keberadaan putra sulung Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz (Instagram/ @fakta.indo).
Rara saat ramal keberadaan putra sulung Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz (Instagram/ @fakta.indo).

MUI Jabar meminta warga tidak mempercayai ramalan paranormal mengenai nasib Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril yang masih dalam pencarian hingga saat ini.

"Tentunya kami juga mendengar banyak komentar yang tidak pada tempatnya. Pernyataan paranormal itu jangan didengarkan lah. Paranormal itu di dalam pandangan agama ialah perdukunan. Mengenai mendengarkan peramalan itu sudah dikeluarkan fatwa haram," kata Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei dikutip dari Antara, Minggu (29/5/2022).

"Para dukun diberi ruang untuk ber-statement (menyampaikan pernyataan), padahal dalam pandangan agama perdukunan itu tidak boleh," sambungnya.

Rahmat mengemukakan bahwa semestinya warga menunjukkan empati dan tidak melakukan hal-hal yang justru bisa menambah masalah orang yang sedang mendapat musibah.

"Jangan memperkeruh suasana dengan mengomentari pendapat paranormal, seolah membenarkan," kata dia.

Sementara itu, adik kandung Ridwan Kamil, Elpi Nazmuzaman, tidak mau ambil pusing dengan pernyataan-pernyataan paranormal mengenai keponakannya.

"Kami tidak mau memasuki ke dalam hal kami tidak ketahui syariatnya. Kami hanya mengikuti panduan sesuai keyakinan yang kami miliki yaitu akidah dan ajaran Islam," kata Elpi.

"Memang ini adalah ekspresi, rasa kasih sayang dari berbagai pihak. Kami berterima kasih. Bentuk kasih sayang dan simpati orang ini berbeda, sesuai pengalaman, pengetahuan, dan keyakinannya," tambah dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak